Skip to content
  • Why Indonesia
  • Project Opportunities
    • Infrastructure
    • Energy
    • Special Economic Zone
    • Healthcare
    • Tourism
    • Industrial Estates
  • Services
    • Service
    • Our team
    • Letter of Reference
  • Procedure
    • Setting Up Company​
    • Taxation
    • Incentives
    • Foreign Company Representative Office
    • Legal Overview
  • Contact Us
  • Why Indonesia
  • Project Opportunities
    • Infrastructure
    • Energy
    • Special Economic Zone
    • Healthcare
    • Tourism
    • Industrial Estates
  • Services
    • Service
    • Our team
    • Letter of Reference
  • Procedure
    • Setting Up Company​
    • Taxation
    • Incentives
    • Foreign Company Representative Office
    • Legal Overview
  • Contact Us
Instagram Linkedin

PERBURUAN INVESTASI JATENG DI NEGERI JIRAN

Kendati telah menjadi magnet bagi investor asing belakangan ini, Provinsi Jawa Tengah terus gencar meningkatkan promosi investasi guna memikat para pemilik modal.  Kali ini, investor asal Negeri Jiran, Malaysia, menjadi incaran utama. Kendati telah menjadi magnet bagi investor asing belakangan ini, Provinsi Jawa Tengah terus gencar meningkatkan promosi investasi guna memikat para pemilik modal. Kali ini, investor asal Negeri Jiran, Malaysia, menjadi incaran utama. Langkah tersebut dilakukan lewat ajang Indonesia—Malaysia Investment Forum yang digelar di Swiss Avenue Hotel, Kedah, Malaysia, pada Selasa (5/11). Pada ajang ini, Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) atau Grand Batang City mempromosikan peluang investasi di Indonesia, terutama di Jawa Tengah. Ajang tersebut dihadiri oleh pelaku usaha, investor, serta pemangku kebijakan di Indonesia dan Malaysia. Selain memperkuat kemitraan ekonomi bilateral, Indonesia—Malaysia Investment Forum juga bertujuan untuk membuka lebih banyak peluang investasi strategis bagi kedua negara tetangga tersebut. Direktur Pemasaran dan Pengembangan KITB Indri Septa Respati mengungkapkan berbagai keunggulan serta potensi yang ditawarkan oleh kawasan industri pelat merah itu. “KITB menawarkan lebih dari sekadar kawasan industri, tetapi juga potensi investasi yang terintegrasi dengan infrastruktur kelas dunia, kebijakan yang pro-bisnis, dan dukungan pemerintah yang kuat,” jelasnya dalam keterangan resminya, Kamis (7/11). Dia menjelaskan bahwa KITB merupakan jawaban bagi investor yang mencari kawasan industri yang siap mendukung ekspansi dan pertumbuhan bisnis dengan fasilitas yang memadai. Menurutnya, Proyek Strategis Nasional (PSN) yang segera mengantongi status Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) itu juga menawarkan aksesibilitas yang strategis baik untuk jalur distribusi domestik maupun mancanegara. “Dukungan fasilitas logistik, listrik, gas, serta akses transportasi yang efisien membuat KITB menjadi tempat ideal bagi sektor manufaktur, teknologi, dan industri lainnya yang ingin berkembang di Asia Tenggara,” jelasnya. Dengan berbagai kelebihan tersebut, Indri mengajak para investor di Negeri Jiran itu untuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada di KITB. Dengan konsep industrial estate terintegrasi yang ditawarkan, imbuhnya, KITB berharap dapat menjadi bagian dari masa depan industri yang berkembang pesat, terutama di kawasan Asia Tenggara. “Indonesia—Malaysia Investment Forum menjadi momen strategis bagi KITB untuk memperluas jangkauan pasar internasional dan mempererat hubungan bisnis dengan pelaku industri dari Malaysia. Dengan promosi ini, KITB berharap dapat menarik lebih banyak investasi asing,” katanya. Sebelumnya, Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menjelaskan bahwa setiap kawasan industri di pesisir utara wilayah ini menawarkan keunggulannya tersendiri. KITB, imbuhnya, menjadi kawasan industri pelat merah dengan fasilitas yang cukup lengkap. “Tanah merupakan tanah matang, bukan urugan. Akses tol sangat dekat sekali, langsung ke kawasan. Bahkan, saat ini KITB sudah berproses menjadi Kawasan Ekonomi Khusus [KEK],” jelasnya pada akhir Oktober. Nana meyakini bahwa Jawa Tengah memiliki daya saing yang mumpuni dan masih akan terus mampu meningkatkan capaian realisasi investasinya. “Saya mengajak para Bupati dan Wali Kota untuk berperan aktif dalam setiap kegiatan promosi investasi. Sediakan fasilitas dan kemudahan, serta jelaskan insentif menarik bagi calon investor agar mereka tertarik menanamkan modalnya di sini,” katanya. Nana menambahkan bahwa dukungan infrastruktur, tenaga kerja yang berkualitas, serta kebijakan pro-investasi yang inovatif telah ikut berkontribusi dalam meningkatkan daya saing investasi di Jawa Tengah. “Diharapkan, dengan capaian realisasi yang tinggi, maka pertumbuhan ekonomi dan masyarakat juga akan meningkat,” ujarnya. PELUANG INVESTASI Bisnis mencatat bahwa pada akhir Oktober, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menawarkan sebanyak 17 peluang investasi kepada calon investor pada ajang Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2024. Ajang itu menawarkan sejumlah peluang investasi, termasuk energi hijau terbarukan, di tengah posisi Jawa Tengah sebagai penopang pangan dan industri nasional. Ajang tersebut digelar di KITB, Kabupaten Batang, Jateng pada Selasa (29/10). Dari 17 peluang investasi tersebut, tiga di antaranya menawarkan peluang investasi energi hijau, yakni rumah sakit berbasis Green Hospital di Kabupaten Semarang, pengolahan sampah menjadi refuse derived fuel di Kabupaten Grobogan, dan pengembangan kawasan pengolahan ikan di Cilacap. Pada ajang tersebut, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah (KPw BI Jateng) Rahmat Dwisaputra mengaku siap untuk mempromosikan peluang investasi di Jawa Tengah kepada investor global. “Dari 17 peluang investasi yang ditawarkan pada CJIBF 2024, tiga diantaranya telah clear and clean dan benar-benar siap ditawarkan ke investor. Kami melalui kantor perwakilan BI di Tokyo, Singapura, dan London, serta Amerika, akan kami tawarkan,” katanya. Nama Media: Bisnis Indonesia Narasumber: Direktur Pemasaran dan Pengembangan KITB Indri Septa Respati

Read More »

Potensi Market RI Tarik Investor Global

Indonesia dinilai masih potensial sebagai jujukan ekspansi investor. Kemarin (7/11) perusahaan global Delta Electronics mengumumkan ekspansi bisnisnya di Indonesia. Lewat kolaborasi dengan distributor lokal, PT Delta Electronics Indonesia berniat menyasar beberapa segmen bisnis seperti data center, manufaktur, energi terbarukan, dan infrastruktur EV (electric vehicle). JAKARTA – Indonesia dinilai masih potensial sebagai jujukan ekspansi investor. Kemarin (7/11) perusahaan global Delta Electronics mengumumkan ekspansi bisnisnya di Indonesia. Lewat kolaborasi dengan distributor lokal, PT Delta Electronics Indonesia berniat menyasar beberapa segmen bisnis seperti data center, manufaktur, energi terbarukan, dan infrastruktur EV (electric vehicle). Country Manager PT Delta Electronics Indonesia Johnny Tam menegaskan bahwa pihaknya akan terus berkolaborasi dengan para mitra sambil memperluas keterlibatannya dengan lembaga pemerintahan dan mitra bisnis. “Kami membidik investasi yang berkelanjutan untuk menjadi solusi dan mitra Indonesia mendorong sustainability. Kami melihat Indonesia punya potensi market yang sangat besar, baik dari sisi manufaktur maupun dari sisi industri otomotif,” ujar Johnny di sela-sela brand launching di Jakarta kemarin (7/11). Dia menyatakan, Delta Electronics sejatinya bukan nama baru di Indonesia. Sebab, selama kurang lebih 20 tahun, perusahaannya ‘berperan menjadi pemasok industri telekomunikasi di bidang data center dan infrastruktur energi. Selain itu, sambung Johnny, Delta telah membangun ekosistem EV di Indonesia melalui kemitraan strategis dengan para pemain lokal. PT Delta Electronics sebelumnya mendukung mobilitas elektronik bagi para tamu negara dengan mengimplementasikan pengisi daya kendaraan listrik pada KTT G20 Bali 2022. “Pada KTT Ke-43 ASEAN di Jakarta, Delta Electronics juga menggunakan pengisi daya untuk memfasilitasi transportasi bagi para petinggi negara Asia Tenggara,” bebernya. Johnny menegaskan, PT Delta Electronics Indonesia akan mendorong keberlanjutan pada smart city, data center, otomasi, dan infrastruktur energi serta menguatkan kerja sama dengan sektor swasta dan pemerintah. “Termasuk untuk potensi pengembangan smart city IKN itu juga merupakan potensi yang patut dijajaki dan peluang itu tentu terbuka kemungkinannya,” tegasnya. Sementara itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat perkembangan pesat dalam industri manufaktur nasional dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 18,82 juta orang hingga akhir semester I 2024. Angka itu mencerminkan pertumbuhan signifikan di sektor tersebut yang terus memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi Indonesia. Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kemenperin Andi Rizaldi mengatakan, selama periode semester I 2024, ekspor dari sektor manufaktur telah mencapai 3/4 dari total ekspor nasional, setara dengan lebih dari USD 9 miliar. “Penyerapan tenaga kerja di sektor ini sudah mencapai lebih dari 18,82 juta orang,” ujar Andi. Andi menjelaskan, sektor manufaktur masih menjadi penyumbang terbesar bagi produk domestik bruto (PDB) di antara sektor ekonomi lainnya seperti kesehatan, pariwisata, dan perdagangan. “Kontribusi industri pengolahan non migas terhadap PDB mencapai 17,47 persen dengan pertumbuhan manufaktur sebesar 4,64 persen. Juga, kontribusi terbesar dalam penerimaan pajak yang mencapai 26,90 persen,” kata Andi. Nama Media: Jawa Pos Narasumber: Country Manager PT Delta Electronics Indonesia, Johnny Tam. Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kemenperin, Andi Rizal

Read More »

Investasi Baru Sektor Logam Rp 2,5 Triliun

Hilirisasi industri tetap menjadi fokus pemerintahan Prabowo. Hilirisasi dinilai sebagai kunci strategis agar Indonesia dapat menjadi negara maju. Kinerja sektor pengolahan industri pun terus dikawal agar terus menunjukkan tren positif meski dihadapkan pada berbagai tantangan global. JAKARTA. – Hilirisasi industri tetap menjadi fokus pemerintahan Prabowo. Hilirisasi dinilai sebagai kunci strategis agar Indonesia dapat menjadi negara maju. Kinerja sektor pengolahan industri pun terus dikawal agar terus menunjukkan tren positif meski dihadapkan pada berbagai tantangan global. Industri logam dasar, misalnya, mengalami pertumbuhan signifikan seiring dengan meningkatnya permintaan dalam dan luar negeri. Itu memperlihatkan semakin kuatnya investasi dan pengembangan sektor pengolahan nasional, khususnya di bidang hilirisasi. Sebagai bagian dari industri logam dasar, industri pipa juga terus berkembang, terutama didukung oleh pertumbuhan di sektor minyak dan gas bumi. “Sektor migas menciptakan rantai pasok yang kuat, terutama dalam mendukung produksi pipa seamless di dalam negeri,” ujar Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza. Pihaknya mengapresiasi KSO PT Artas Energi Petrogas dan Inerco Global International yang telah membangun lini produksi pipa drill, OCTG, line pipe, dan mechanical tube dengan kapasitas 250.000 ton per tahun. Fasilitas-fasilitas tersebut sepenuhnya dikembangkan lewat jalur investasi dalam negeri dengan kisaran nilai Rp 2,5 triliun. Selain berita positif karena mendatangkan investasi baru, industri logam dasar yang juga mencakup baja punya pekerjaan rumah. Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) belum lama ini bertemu Kemendag dan Kemenperin menyampaikan keluhannya pada regulasi yang memberi dampak negatif atas iklim industri baja dalam negeri. Nama Media: Jawa Pos Narasumber:Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza

Read More »

About Us

  • Why Invest In Indonesia

Investment Guidebook

Download Here

Project Opportunities

  • Infrastructure
  • Energy
  • Healthcare​
  • Tourism
  • Special Economic Zone​
  • Industrial Estate

Procedure

  • Setting Up Company​
  • Taxation
  • Incentives
  • Foreign Company Representative Office
  • Legal Overview

Contact Info

  • Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC) London
  • Ministry of Investment of the Republic Indonesia - Investment Coordinating Board (BKPM)
  • +44 (0) 3440 3830
  • iipc.london@investinindonesia.uk
  • 19th Floor, Heron Tower, 110 Bishopsgate, London EC2N 4AY, United Kingdom
  • Why Indonesia
  • Project Opportunities
    • Infrastructure
    • Energy
    • Special Economic Zone
    • Healthcare
    • Tourism
    • Industrial Estates
  • Services
    • Service
    • Our team
    • Letter of Reference
  • Procedure
    • Setting Up Company​
    • Taxation
    • Incentives
    • Foreign Company Representative Office
    • Legal Overview
  • Contact Us
  1. Anambas
  2. Bandung
  3. Bangka
  4. Banyuwangi
  5. Bengkulu
  6. Blitar
  7. Blora
  8. Bogor
  9. Bonoi Tidal River Bore
  10. Bugam Raya
  11. Bulukumba
  12. Cianjur
  13. Donggala
  14. Garut
  15. Gresik
  16. Gunung Kidul
  17. Gunung Sitoli
  18. Jambi
  19. Kerinci
  20. Kulon Progo
  21. Magelang
  22. Malang
  23. Medana
  24. Merangin
  25. Mojokerto
  26. Muara Enim
  27. Nias Utara
  28. Pagar Alam
  29. Palembang
  30. Palu
  31. Pangandaran
  32. Pasuruan
  33. Pekanbaru
  34. Pesisir Selatan
  35. Pontianak
  36. Rembang
  37. Rote Island
  38. Rupat Island
  39. Sabang Weh Island
  40. Samosir
  41. Sanggau
  42. Saumlaki
  43. Selayar Island
  44. Selayar
  45. Semarang
  46. Serang
  47. Singkawang
  48. Sleman
  49. Sukabumi
  50. Sumenep
  51. Sungai Penuh
  52. Tasikmalaya
  53. Toba Samosir
  54. Trenggalek
  55. Wakatobi
  56. Wonogiri
  1. Wakatobi
  2. Tanjung Lesung
  3. Morotai
  4. Mandalika
  5. Labuan Bajo
  6. Kepulauan Seribu dan Kota Tua
  7. Bromo
  8. Borobudur
  9. Lake Toba
  10. Tanjung Kelayang