PERBURUAN INVESTASI JATENG DI NEGERI JIRAN
Kendati telah menjadi magnet bagi investor asing belakangan ini, Provinsi Jawa Tengah terus gencar meningkatkan promosi investasi guna memikat para pemilik modal. Kali ini, investor asal Negeri Jiran, Malaysia, menjadi incaran utama. Kendati telah menjadi magnet bagi investor asing belakangan ini, Provinsi Jawa Tengah terus gencar meningkatkan promosi investasi guna memikat para pemilik modal. Kali ini, investor asal Negeri Jiran, Malaysia, menjadi incaran utama. Langkah tersebut dilakukan lewat ajang Indonesia—Malaysia Investment Forum yang digelar di Swiss Avenue Hotel, Kedah, Malaysia, pada Selasa (5/11). Pada ajang ini, Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) atau Grand Batang City mempromosikan peluang investasi di Indonesia, terutama di Jawa Tengah. Ajang tersebut dihadiri oleh pelaku usaha, investor, serta pemangku kebijakan di Indonesia dan Malaysia. Selain memperkuat kemitraan ekonomi bilateral, Indonesia—Malaysia Investment Forum juga bertujuan untuk membuka lebih banyak peluang investasi strategis bagi kedua negara tetangga tersebut. Direktur Pemasaran dan Pengembangan KITB Indri Septa Respati mengungkapkan berbagai keunggulan serta potensi yang ditawarkan oleh kawasan industri pelat merah itu. “KITB menawarkan lebih dari sekadar kawasan industri, tetapi juga potensi investasi yang terintegrasi dengan infrastruktur kelas dunia, kebijakan yang pro-bisnis, dan dukungan pemerintah yang kuat,” jelasnya dalam keterangan resminya, Kamis (7/11). Dia menjelaskan bahwa KITB merupakan jawaban bagi investor yang mencari kawasan industri yang siap mendukung ekspansi dan pertumbuhan bisnis dengan fasilitas yang memadai. Menurutnya, Proyek Strategis Nasional (PSN) yang segera mengantongi status Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) itu juga menawarkan aksesibilitas yang strategis baik untuk jalur distribusi domestik maupun mancanegara. “Dukungan fasilitas logistik, listrik, gas, serta akses transportasi yang efisien membuat KITB menjadi tempat ideal bagi sektor manufaktur, teknologi, dan industri lainnya yang ingin berkembang di Asia Tenggara,” jelasnya. Dengan berbagai kelebihan tersebut, Indri mengajak para investor di Negeri Jiran itu untuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada di KITB. Dengan konsep industrial estate terintegrasi yang ditawarkan, imbuhnya, KITB berharap dapat menjadi bagian dari masa depan industri yang berkembang pesat, terutama di kawasan Asia Tenggara. “Indonesia—Malaysia Investment Forum menjadi momen strategis bagi KITB untuk memperluas jangkauan pasar internasional dan mempererat hubungan bisnis dengan pelaku industri dari Malaysia. Dengan promosi ini, KITB berharap dapat menarik lebih banyak investasi asing,” katanya. Sebelumnya, Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menjelaskan bahwa setiap kawasan industri di pesisir utara wilayah ini menawarkan keunggulannya tersendiri. KITB, imbuhnya, menjadi kawasan industri pelat merah dengan fasilitas yang cukup lengkap. “Tanah merupakan tanah matang, bukan urugan. Akses tol sangat dekat sekali, langsung ke kawasan. Bahkan, saat ini KITB sudah berproses menjadi Kawasan Ekonomi Khusus [KEK],” jelasnya pada akhir Oktober. Nana meyakini bahwa Jawa Tengah memiliki daya saing yang mumpuni dan masih akan terus mampu meningkatkan capaian realisasi investasinya. “Saya mengajak para Bupati dan Wali Kota untuk berperan aktif dalam setiap kegiatan promosi investasi. Sediakan fasilitas dan kemudahan, serta jelaskan insentif menarik bagi calon investor agar mereka tertarik menanamkan modalnya di sini,” katanya. Nana menambahkan bahwa dukungan infrastruktur, tenaga kerja yang berkualitas, serta kebijakan pro-investasi yang inovatif telah ikut berkontribusi dalam meningkatkan daya saing investasi di Jawa Tengah. “Diharapkan, dengan capaian realisasi yang tinggi, maka pertumbuhan ekonomi dan masyarakat juga akan meningkat,” ujarnya. PELUANG INVESTASI Bisnis mencatat bahwa pada akhir Oktober, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menawarkan sebanyak 17 peluang investasi kepada calon investor pada ajang Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2024. Ajang itu menawarkan sejumlah peluang investasi, termasuk energi hijau terbarukan, di tengah posisi Jawa Tengah sebagai penopang pangan dan industri nasional. Ajang tersebut digelar di KITB, Kabupaten Batang, Jateng pada Selasa (29/10). Dari 17 peluang investasi tersebut, tiga di antaranya menawarkan peluang investasi energi hijau, yakni rumah sakit berbasis Green Hospital di Kabupaten Semarang, pengolahan sampah menjadi refuse derived fuel di Kabupaten Grobogan, dan pengembangan kawasan pengolahan ikan di Cilacap. Pada ajang tersebut, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah (KPw BI Jateng) Rahmat Dwisaputra mengaku siap untuk mempromosikan peluang investasi di Jawa Tengah kepada investor global. “Dari 17 peluang investasi yang ditawarkan pada CJIBF 2024, tiga diantaranya telah clear and clean dan benar-benar siap ditawarkan ke investor. Kami melalui kantor perwakilan BI di Tokyo, Singapura, dan London, serta Amerika, akan kami tawarkan,” katanya. Nama Media: Bisnis Indonesia Narasumber: Direktur Pemasaran dan Pengembangan KITB Indri Septa Respati