Skip to content
  • Why Indonesia
  • Project Opportunities
    • Infrastructure
    • Energy
    • Special Economic Zone
    • Healthcare
    • Tourism
    • Industrial Estates
  • Services
    • Service
    • Our team
    • Letter of Reference
  • Procedure
    • Setting Up Company​
    • Taxation
    • Incentives
    • Foreign Company Representative Office
    • Legal Overview
  • Contact Us
  • Why Indonesia
  • Project Opportunities
    • Infrastructure
    • Energy
    • Special Economic Zone
    • Healthcare
    • Tourism
    • Industrial Estates
  • Services
    • Service
    • Our team
    • Letter of Reference
  • Procedure
    • Setting Up Company​
    • Taxation
    • Incentives
    • Foreign Company Representative Office
    • Legal Overview
  • Contact Us
Instagram Linkedin

Kenalkan Peluang Investasi

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan menggelar kegiatan Investor and Tenant Gathering tahun 2024 dengan tema “Embrace the Investor Opportunities in Land Transport Infrastructure – Together We Can” di Hotel Borobudur Jakarta, Senin (18/11). Melalui acara ini kami bermaksud mempromosikan peluang investasi di bidang infrastruktur transportasi darat. Masih banyak lahan – lahan yang dapat dikelola untuk memaksimalkan keberadaan infrastruktur seperti Terminal dan Jembatan Timbang di berbagai wilayah,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Irjen Pol Risyapudin Nursin saat membuka kegiatan. Para calon investor dan investor dikenalkan pada berbagai peluang pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN), termasuk lahan, terminal, dan fasilitas lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan infrastruktur transportasi darat. “Kebijakan seperti ini selaras dengan arahan pemerintahan saat ini, bagaimana kita bisa bekerja sama dengan para stakeholders untuk dapat mengoptimalkan BMN. Kini terdapat 114 Terminal Tipe A Dan sekitar 89 jembatan timbang yang harus kita maksimalkan pengelolaannya,” kata Risyapudin. Ia berharap momen ini dapat menjadi langkah awal yang signifikan dalam meningkatkan investasi pada infrastruktur transportasi darat sehingga dapat memberikan dampak ekonomi yang positif, memperbaiki konektivitas antar wilayah, dan mendorong pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia. Peluang Pada kesempatan yang sama, Direktur Prasarana Transportasi Jalan Toni Tauladan memaparkan sesi talkshow dan diskusi panel menghadirkan beberapa narasumber dari Kementerian Keuangan, Kementerian PPN/Bappenas, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) dan Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) yang menyampaikan materi mengenai peluang dan tantangan investasi di sektor transportasi. Para peserta mendapatkan informasi terkait regulasi pemanfaatan BMN, skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), dan mekanisme penjaminan pemerintah dalam proyek KPBU. “Diharapkan dengan adanya acara ini dapat terbentuk forum komunikasi dan diskusi terkait peluang dan tantangan investasi. Namun komunikasi tidak hanya berhenti di sini melainkan akan berlanjut pada hari-hari selanjutnya,” katanya. Nama Media: Suara Merdeka Narasumber:Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Irjen Pol Risyapudin Nursin

Read More »

Gedor Ekonomi lewat Investasi dan Hilirisasi

Investasi bakal diandalkan untuk menjadi salah satu mesin pertumbuhan ekonomi nasional. Penanaman modal, baik dari asing maupun dalam negeri, ditargetkan mencapai Rp13.528 triliun pada periode 2025-2029. Besaran itu diharapkan dapat memantik pencapaian visi Indonesia Emas di 2045. Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Edy Junaedi mengatakan target investasi lima tahun ke depan itu akan memberi daya gedor pada perekonomian nasional. “Dengan penyerapan tenaga kerja 3,4 juta jiwa. Kalau kita bandingkan, target 2024-2029 ini lebih besar daripada target 10 tahun pemerintahan Pak Jokowi (Presiden ke-7 RI Joko Widodo),” ujar Edy dalam Executive Forum bertajuk Menggali Sektor Kunci Investasi Berkelanjutan di Indonesia, yang diselenggarakan Media Indonesia bersama Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM di The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, kemarin. Forum diskusi itu dimoderatori Direktur Pemberitaan Media Indonesia Abdul Kohar. Turut hadir sebagai narasumber, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Investasi, Hilirisasi, dan Lingkungan Hidup Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bobby Gafur Umar. Kemudian, Wakil Ketua Komisi XII DPR RI Sugeng Suparwoto dan Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro. Dikatakan Edy, target penanaman modal yang tinggi itu juga ditujukan mendorong realisasi pertumbuhan ekonomi 8% pada 2027. Sepanjang tahun anggaran tersebut, investasi ditargetkan mencapai Rp2.684 triliun. Pemerintah pun optimistis dapat mencapainya dengan melihat realisasi investasi 2024 yang hingga triwulan III tercatat Rp1.261,43 triliun. Angka itu setara 76,5% dari target investasi sepanjang tahun ini yang sebesar Rp1.650 triliun. Selain itu, nilai investasi lebih tinggi di luar Jawa yang menunjukkan pertumbuhan lebih merata. Investasi diarahkan menopang hilirisasi. Pemerintah telah memetakan 28 komoditas yang terbagi dalam tiga sektor untuk sasaran nilai tambah. Dalam kaitan itu, Sugeng berharap pemerintah tidak mengabaikan industrialisasi yang bisa menyambungkan sektor hulu dan hilir. “Tekstil ada industri hilir, tapi tidak ada hulu, sekarang hancur. Demikian pertambangan, kita ada hulu, tapi tidak ada hilir, (berpotensi) hancur juga ke depan. Jadi tidak lagi sekadar hilirisasi, tetapi industrialisasi, hulu ke hilir,” ujar legislatif dari Fraksi Partai NasDem tersebut. Transisi Energi Mewakili pengusaha, Bobby menyebut peluang terbesar yang dimiliki saat ini adalah pada penghiliran yang terkait dengan transisi energi. Ia mencontohkan pemanfaatan minyak sawit mentah (CPO). “CPO kita sekarang sekitar 50 juta ton lebih dan dipakai untuk biodiesel sekitar 12 juta ton. Sekitar 12 juta ton konsumsi/makanan, dan sekitar 10 juta ton kita masih punya begitu banyak produksi CPO yang bisa kita lakukan hilirisasi dari sini,” tutur Bobby. Di sisi lain, Komaidi mengingatkan agar berhati-hati memetakan langkah transisi ke energi baru dan terbarukan (EBT). “Khawatirnya, kita sudah jumping ke EBT, meninggalkan fosil, tapi dunia masih begitu-begitu saja. Nanti kita jadi market juga,” tandasnya. Nama Media: Media Indonesia Narasumber: Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Edy Junaedi, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Investasi, Hilirisasi, dan Lingkungan Hidup Kamar Dagang dan Industri (Kad

Read More »

Menopang Langkah Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8%

Hilirisasi menjadi salah satu langkah pemerintah untuk mendongkrak realisasi investasi di Tanah Air. Dengan target investasi yang terus meningkat setiap tahun, maka porsi investasi dari hilirisasi diharapkan semakin besar guna menopang langkah pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%. Deputi Bidang Pengen­dalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Edy Junaedi mengatakan, peme­rintah akan meningkatkan porsi hilirisasi dari total keseluruhan realisasi investasi. Pemerintah su­dah memiliki peta jalan (roadmap) hilirisasi yang berisi 28 komoditas unggulan dengan target investa­si hingga USS 618,1 miliar atau sekitar Rp 9 ribu triliun. Dalam roadmap ditargetkan hilirisasi akan dilakukan secara berkala hingga tahun 2040. Namun, pemerintah mengupayakan agar investasi dari hilirisasi ini bisa dipercepat. “Memang itu potensi sampai 2040, tetapi kalau bisa kita per­cepat. Misalnya dari tahun 2025 sampai tahun 2040 ada jarak 15 tahun. Bukan berarti nanti yang sampai 2040 baru kita selesaikan Rp 9 ribu triliun itu, mudah-mu­dahan pada lima tahun pertama paling tidak separuhnya bisa kita tuntaskan,” ungkap Edy di Jakarta pada Senin (18/11/2024). Dia mengatakan dalam beberapa tahun terakhir realisasi investasi dari hilirisasi berada pada kisaran 20-22% dari total realisasi investa­si. Pada kuartal III-2024 realisasi investasi dari hilirisasi sebesar Rp 272,91 triliun atau 21,9% dari total realisasi investasi. Pemerin­tah akan menargetkan peran dari hilirisasi bisa meningkat hingga 50% dari total realisasi investasi. “Kita harapkan nanti di 2025 ini kontribusi sektor hilirisasi ini bisa 40% sampai 50%. Tentunya nanti yang potensi sekitar Rp 9 ribu tri­liun bisa kita tarik ke lima tahun pertama (2025-2030),’ tutur Edy. Investasi menjadi salah satu mesin pendorong pertumbuhan ekonomi terbesar. Dalam jangka panjang pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8%. Dalam Rencana Pemerintah Jang­ka Menengah Nasional (RPJMN) 2024-2029, target tersebut akan tercapai pada 2027 dengan realisasi investasi sebesar Rp 2.684 triliun. “Kenapa ditetapkan tinggi seperti ini? Karena ini memang salah satu engine ekonomi yang mempercepat pencapaian pertumbuhan ekonomi 8% berasal dari investasi,” kata Edy. Dalam lima tahun ke depan pe­merintah menargetkan realisasi investasi mencapai Rp 13.528 triliun. Dari realisasi investasi tersebut diharapkan dapat menye­rap 3,4 juta tenaga kerja. “Dengan kalkulasi seperti ini menjadikan investasi dan tambahan hilirisasi di dalamnya menjadi engine ekonomi, yang diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Edy. Sementara itu, pihaknya me­ngendalikan realisasi investasi sebesar Rp 694 triliun yang akan dicapai melalui program quick win. Bila dirinci program quick win akan dilakukan dalam bentuk smelter (Rp 254 triliun); kawasan industri hijau (Rp 230 triliun), pertanian dalam bentuk hilirisasi tebu dan bioetanol (Rp 83 triliun); ekosistem kendaraan listrik dan pendukung­nya (Rp 49 triliun); pulp and paper (Rp 41 triliun); pendukung perta­nian (Rp 25 triliun); dan kawasan pelabuhan (Rp 12 triliun). Dia mengatakan, untuk mening­katkan hilirisasi akan dilakukan secara sinergis dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait. Pemerintah akan mengop­timalkan kebijakan fiskal sebagai stimulus untuk mendorong hili­risasi. Beberapa kebijakan fiskal yang sudah dijalankan adalah tax holiday dan tax allowance. “Nanti­nya ada kebijakan-kebijakan fiskal juga yang didorong. Bagaimana perbankan bisa membiayai smel­ter yang sekarang biayanya sangat tinggi dan besar,” tutur dia. Banyak Potensi Pada kesempatan itu, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Investa­si, Hilirisasi dan Lingkungan Hidup Kadin Indonesia Bobby Gafur Umar mengatakan, Indonesia memiliki banyak potensi dari hilirisasi, khu­susnya yang terkait dengan ekosis­tem kendaraan listrik. Dengan ada­nya potensi pertumbuhan ekonomi dari sektor terkait energi dari sisi pertanian, perkebunan, kehutanan. Indonesia punya cadangan cukup banyak untuk bisa bermain sebagai salah satu negara dengan keunggul­an energi hijau dunia. ‘Selain minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) kita punya banyak bahan baku dari limbah singkong, tebu, jagung yang belum termanfaatkan,” terang dia. Sebelumnya, Tenaga Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Infra­struktur Minyak dan Gas (Migas) Anggawira menjelaskan, strategi hilirisasi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akan meneruskan program hilirisasi Presiden Joko Widodo dengan penekanan lebih kuat pada peningkatan nilai tambah dan penciptaan lapangan kerja. Salah satu strategi utamanya adalah meningkatkan sinergi anta­ra industri hulu dan hilir, terutama melalui investasi di sektor-sektor yang lebih beragam, tidak hanya bergantung pada mineral dan tambang. “Akan ada perbaikan ke­bijakan, seperti insentif fiskal yang lebih adaptif, reformasi perizinan yang mempercepat waktu proses investasi, dan peningkatan infra­struktur pendukung, seperti pe­labuhan dan jalur transportasi ke sentra industri,” papar Anggawira. Sedangkan untuk menarik mi­nat investor berinvestasi di bi­dang hilirisasi, pemerintah akan mengembangkan paket insentif baru yang lebih menarik bagi investor, seperti tax holiday yang diperluas dan fleksibel, khusus­nya bagi industri yang memiliki teknologi tinggi atau inovatif. “Selain itu, akan dilakukan pe­ningkatan transparansi dan stabi­litas regulasi untuk memberikan kepastian investasi jangka panjang, serta perbaikan ekosistem inves­tasi melalui deregulasi birokrasi,” ungkap Anggawira. Nama Media: Investor Daily Narasumber: Deputi Bidang Pengen­dalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Edy Junaedi

Read More »

IKM dan UMKM Dikembangkan untuk Menumbuhkan Ekonomi

Usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan industri kecil menengah (IKM) perlu dikuatkan dan dikembangkan untuk pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Hal ini akan mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan, karena UMKM menyerap banyak tenaga kerja. Produktivitas IKM dan UMKM perlu ditingkatkan melalui digitalisasi. Demikian salah satu strategi dan arah kebijakan yang disampaikan Tim Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 (FEB Untag Semarang) dalam diskusi daring “Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bintan”, baru baru ini. Diskusi sebagai tindak lanjut kunjungan tim ke Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Kabupaten Bintan untuk melakukan kajian. Koordinator tim, Tri Widayati menjelaskan, tujuan analisis antara lain untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi daerah dengan penyajian data statistik sebagai bahan perencanaan pembangunan regional, khususnya bidang ekonomi. Pro-Investasi Strategi dan arah kebijakan yang lain adalah, meningkatkan kemudahan berinvestasi dan iklim usaha yang kondusif. Hal ini dapat dilakukan melalui penyediaan regulasi dan kebijakan yang pro investasi, peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga ketentraman dan ketertiban, dan terwujudnya kestabilan harga. “Perlu memperluas kesempatan kerja, meningkatkan kapabilitas SDM, dan pengendalian laju penduduk. Ini terkait langsung dengan upaya penyediaan labor supply yang produktif sebagai bagian pemanfaatan bonus demografi. Tujuannya adalah penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) dan meningkatnya kesempatan kerja sebagai dampak dari peningkatan elastisitas kesempatan kerja,” katanya. Menurut doktor Studi Pembangunan ini, sentra sentra usaha/produk ekonomi lokal juga harus dikembangkan. Strategi ini dilaksanakan paralel dengan upaya pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi berskala besar (Kawasan Ekonomi Khusus Galang Batang, Kawasan Bintan Industrial Estate, dll) yang menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional di Kabupaten Bintan. “Strategi ini mendukung upaya penurunan TPT dan peningkatan kesempatan kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan kesejahteraan penduduk, sekaligus mengurangi ketimpangan pendapatan antar masyarakat,” katanya. Selain itu, pengelolaan daya saing pariwisata, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang, percepatan penetapan Rencana Detail Tata Ruang pada kawasan strategis perekonomian, serta kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar penunjang ekonomi. Semua itu akan berhasil kalau didukung dengan sinergitas antar Organisasi Pelaksana Daerah (OPD), elemen masyarakat, dan media. Nama Media: Suara Merdeka Narasumber: Koordinator tim, Tri Widayati

Read More »

Optimisme Investor Asing

Kunjungan kerja (kunker) Presiden Prabowo ke berbagai negara strategis mencerminkan komitmen kuat Indonesia untuk terus memperluas jalinan kerja sama internasional, khususnya dalam bidang ekonomi. Melalui pertemuan dengan para pemimpin dunia dan investor mancanegara, Presiden menekankan bahwa Indonesia membuka pintu lebar bagi investasi yang sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan dan pemerataan ekonomi. Kunjungan ini membawa angin segar bagi iklim investasi di Indonesia, di mana banyak investor asing menyambut antusias peluang untuk terlibat dalam proyek-proyek prioritas, mulai dari infrastruktur, energi, hingga sektor industri teknologi. Selama kunjungan tiga hari di China, Prabowo telah bertemu dengan Presiden Xi Jinping, Perdana Menteri Li Qiang dan Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional Tiongkok (National People’s Congress atau NPC) Zhao Leji. Dalam pertemuannya, China berhasil mendatangkan investasi ke Indonesia sebesar US$10,07 miliar atau setara dengan sekitar Rp 157,64 triliun. Kerjasama itu dilakukan antara pengusaha dari kedua negara. Para pengusaha menyepakati sejumlah perjanjian kerja sama yang sejalan dengan program prioritas pemerintah, antara lain di bidang ketahanan pangan, ketahanan energi, hilirisasi 26 komoditas utama dalam negeri, serta di bidang kemajuan sains dan teknologi. Antusiasme tersebut memperlihatkan bahwa iklim investasi di Indonesia sangat menarik dan menguntungkan bagi investor. Banyak dari investor yang menyampaikan minat untuk terlibat dalam proyek infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandara yang akan membantu menghubungkan daerah-daerah terpencil dengan pusat ekonomi nasional. Investor juga melihat potensi besar dalam sektor energi terbarukan di Indonesia yang semakin didorong oleh komitmen pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dan membangun ekonomi hijau. Tidak hanya itu, Presiden Prabowo juga memperkenalkan sejumlah kebijakan baru yang memudahkan proses perizinan investasi di Indonesia. Kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan iklim bisnis yang lebih kondusif dan efisien, sehingga investasi dapat bergerak lebih cepat dan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi. Inisiatif Ini mendapat sambutan positif, terutama dari negara-negara yang telah lama menjadi mitra dagang Indonesia, seperti Jepang, Tiongkok, dan negara-negara Eropa. Dalam kunjungan ini, pemerintah Indonesia juga menekankan pentingnya kemitraan antara investor asing dengan pelaku usaha lokal. Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan transfer pengetahuan dan teknologi yang akan memperkuat daya saing Indonesia di pasar global. Langkah ini juga sejalan dengan visi Presiden Prabowo untuk menciptakan ekonomi yang mandiri dan berkelanjutan, dimana sumber daya lokal dapat dimanfaatkan secara optimal demi kesejahteraan masyarakat. Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono, pasca kunjungan mancanegara ke beberapa negara, kesepakatan investasi telah disepakati seperti penandatanganan pedoman kerja sama teknis (Technical Cooperation Guidelines/TCG) dengan Menteri Pertanian dan Urusan Pedesaan China Han Jun. Penandatanganan TCG menjadi bagian dari “Implementing Arrangement” yang sebelumnya sudah ditandatangani pemerintah Indonesia dan China pada awal September tahun 2023. Tingginya minat investor asing terhadap Indonesia juga menunjukkan bahwa negara ini semakin dipercaya sebagai tujuan investasi yang stabil dan menjanjikan. Nama Media: Neraca

Read More »

About Us

  • Why Invest In Indonesia

Investment Guidebook

Download Here

Project Opportunities

  • Infrastructure
  • Energy
  • Healthcare​
  • Tourism
  • Special Economic Zone​
  • Industrial Estate

Procedure

  • Setting Up Company​
  • Taxation
  • Incentives
  • Foreign Company Representative Office
  • Legal Overview

Contact Info

  • Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC) London
  • Ministry of Investment of the Republic Indonesia - Investment Coordinating Board (BKPM)
  • +44 (0) 3440 3830
  • iipc.london@investinindonesia.uk
  • 19th Floor, Heron Tower, 110 Bishopsgate, London EC2N 4AY, United Kingdom
  • Why Indonesia
  • Project Opportunities
    • Infrastructure
    • Energy
    • Special Economic Zone
    • Healthcare
    • Tourism
    • Industrial Estates
  • Services
    • Service
    • Our team
    • Letter of Reference
  • Procedure
    • Setting Up Company​
    • Taxation
    • Incentives
    • Foreign Company Representative Office
    • Legal Overview
  • Contact Us
  1. Anambas
  2. Bandung
  3. Bangka
  4. Banyuwangi
  5. Bengkulu
  6. Blitar
  7. Blora
  8. Bogor
  9. Bonoi Tidal River Bore
  10. Bugam Raya
  11. Bulukumba
  12. Cianjur
  13. Donggala
  14. Garut
  15. Gresik
  16. Gunung Kidul
  17. Gunung Sitoli
  18. Jambi
  19. Kerinci
  20. Kulon Progo
  21. Magelang
  22. Malang
  23. Medana
  24. Merangin
  25. Mojokerto
  26. Muara Enim
  27. Nias Utara
  28. Pagar Alam
  29. Palembang
  30. Palu
  31. Pangandaran
  32. Pasuruan
  33. Pekanbaru
  34. Pesisir Selatan
  35. Pontianak
  36. Rembang
  37. Rote Island
  38. Rupat Island
  39. Sabang Weh Island
  40. Samosir
  41. Sanggau
  42. Saumlaki
  43. Selayar Island
  44. Selayar
  45. Semarang
  46. Serang
  47. Singkawang
  48. Sleman
  49. Sukabumi
  50. Sumenep
  51. Sungai Penuh
  52. Tasikmalaya
  53. Toba Samosir
  54. Trenggalek
  55. Wakatobi
  56. Wonogiri
  1. Wakatobi
  2. Tanjung Lesung
  3. Morotai
  4. Mandalika
  5. Labuan Bajo
  6. Kepulauan Seribu dan Kota Tua
  7. Bromo
  8. Borobudur
  9. Lake Toba
  10. Tanjung Kelayang