Skip to content
  • Why Indonesia
  • Project Opportunities
    • Infrastructure
    • Energy
    • Special Economic Zone
    • Healthcare
    • Tourism
    • Industrial Estates
  • Services
    • Service
    • Our team
    • Letter of Reference
  • Procedure
    • Setting Up Company​
    • Taxation
    • Incentives
    • Foreign Company Representative Office
    • Legal Overview
  • Contact Us
  • Why Indonesia
  • Project Opportunities
    • Infrastructure
    • Energy
    • Special Economic Zone
    • Healthcare
    • Tourism
    • Industrial Estates
  • Services
    • Service
    • Our team
    • Letter of Reference
  • Procedure
    • Setting Up Company​
    • Taxation
    • Incentives
    • Foreign Company Representative Office
    • Legal Overview
  • Contact Us
Instagram Linkedin

ADB Tetap Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5%

Bank multilateral Asian Development Bank (ADB) mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 5% pada 2024 dan 2025. Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tominaga menyampaikan ADB tidak mengubah proyeksi tersebut dalam satu tahun terakhir dan hanya memangkas proyeksi inflasi dari 2,8% menjadi 2,4%. “Ini adalah kisaran yang kami anggap akan terjadi pada perekonomian [Indonesia],” ujarnya dalam ADB Year-End Press Briefing, Kamis (12/12). Proyeksi yang sama juga dilakukan oleh lembaga internasional lainnya seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) untuk 2024. Namun untuk 2025, ADB memiliki proyeksi paling rendah di angka 5%, sementara IMF dan World Bank lebih optimistis di angka 5,1%. Jiro memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5% pada 2024 dan 2025 didukung oleh konsumsi swasta dan belanja infrastruktur publik yang kuat, serta investasi yang membaik secara bertahap. Menurutnya, pemilihan kepala daerah seharusnya masih memberikan dukungan untuk pertumbuhan pada kuartal IV/2024. Terlebih, Bank Indonesia mulai menurunkan suku bunga kebijakannya sebesar 25 basis poin menjadi 6% pada September untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah risiko yang jinak terhadap stabilitas harga. Di sisi lain, pertumbuhan yang seimbang dan stabilitas makroekonomi diperkirakan akan terus berlanjut pada 2025, dengan permintaan domestik yang mendorong pertumbuhan dan mengimbangi kontribusi yang lebih lemah dari ekspor neto. Inflasi yang rendah dan stabil, gaji pegawai negeri yang lebih tinggi, dan program-program belanja sosial baru dari pemerintahan yang akan datang akan mendorong pertumbuhan belanja konsumen pada 2025. Selain itu, belanja modal pemerintah (investasi publik) akan tetap kuat, dengan rencana belanja infrastruktur yang tetap kuat hingga tahun depan. Investasi swasta kemungkinan akan membaik, didorong oleh pemilu yang sukses, reformasi yang lebih awal, dan prioritas kebijakan yang lebih jelas dari pemerintahan yang baru. Nama Media: Bisnis Indonesia Narasumber: Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tominaga

Read More »

Daikin Investasi Rp 3,3 T

PT Daikin Industries Indonesia (DIID) mengeluarkan investasi sebesar Rp 3,3 triliun untuk pabrik AC yang berlokasi di Greenland International Industrial Center (GUC), Cikarang. Pabrik ini merupakan pabrik AC full-scale pertama di Indonesia yang seluruh proses mulai dari pengolahan bahan baku hingga produk siap jual dilakukan di dalam negeri. Direktur DID Budi Mulia menerangkan, pabrik berkapasitas penuh 1,5 juta unit akan beroperasi bertahap mulai akhir ta­hun ini. “Dengan seluruh persiapan yang telah dilakukan, kami ber­harap dapat segera memperkenalkan AC Daikin buatan Indonesia bagi masyarakat luas pada pertengahan tahun 2025 nanti,” ujar dia dalam Peresmian Pabrik Daikin, di Cikarang, Jawa Barat. Kamis (12/12/2024). Budi menambahkan, fasilitas produksi yang berdiri di atas lahan seluas 20 ha ini telah memenuhi berbagai persyaratan seperti TKDN, Standar Nasional Indonesia (SN1), dan Sertifikat Hemat Energi (SHE). “Seturut dengan komitmen Daikin pada program TKDN, dengan keberadaan pabrik ini. kami menetapkan target untuk mencapai tingkat TKDN hingga lebih dari 40% di tahun 2025 nanti. Tetapi secara bertahap komponen lokal produk AC Daikin akan diting­katkan hingga 60%.’ ucap dia. Pabrik yang baru diresmikan terse­but akan menyerap tenaga kerja sebanyak 2.500 pekerja. Daikin juga berencana untuk pengembangan di 2028, untuk penambahan dari residensial dan komersial. Pabrik yang akan dibangun mulai 2028 akan memproduksi AC rumah tangga dan untuk industri. ‘Total kita akan menambah tenaga kerja lagi 1.000 pekerja,” kata Budi. Adapun, pabrik AC full scale per­tama di Indonesia ini dibangun di atas lahan seluas 47.000 meter persegi. Dia merinci, untuk produksi pertamanya akan dimulai Desember ini sebanyak 2.000 unit, kemudian pada 2025 akan mencapai 1 juta set produksi, dan pada 2026 kapasitas produksi mencapai total 1,5 juta set. Untuk saat ini, pihaknya masih fokus untuk memenuhi kebutuhan AC 0,5 PK – 3 PK di Indonesia. “Ek­spor juga kita mempunyai rencana di tahun 2027, salah satu negara yang kita akan ekspor adalah ke Filipina,” jelas Budi. Presiden Direktur DIID Khamhaeng Boonthavee mengatakan, pabrik yang mulai dibangun pada Desember 2022 ini dirancang untuk memenuhi standar kualitas Daikin Global di Jepang, dengan mengintegrasikan pengalaman 100 tahun Daikin dalam industri tata udara dan keahlian dari tenaga kerja dalam negeri. ‘Sebagai pabrik AC skala penuh pertama, seluruh proses produksi, mulai dari pemilihan dan pengolahan bahan baku hingga produk siap jual dilakukan di Indonesia. Setiap tahap tersebut akan diawasi dan dijalankan sesuai dengan standar DAIKIN Global di Jepang untuk memastikan kualitas terbaik yang memenuhi kebutuhan konsumen kami di Indonesia,” ujar Boonthavee. Dukung Perkembangan Manufaktur Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menerangkan, pembangunan pabrik skala penuh Daikin merupakan wujud nyata sin­ergi positif antara sektor swasta dan pemerintah dalam mencapai tujuan bersama, yaitu mendorong pertum­buhan ekonomi, menciptakan lapa­ngan kerja. “Sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar manufaktur global,” kata dia. Faisol menambahkan, pihaknya turut menyoroti upaya pemenuhan komitmen Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang dilakukan Dai­kin. ‘Kami berharap langkah Daikin dapat menginspirasi perusahaan lain untuk berkontribusi dalam mencip­takan industri yang lebih kuat dan berkelanjutan,” ucap dia. Satu hal yang menarik dari produk AC adalah adanya instrumen regulasi tentang penerapan SNI secara wajib yang diatur melalui Permenperin No 34 Tahun 2013 tentang Pember­lakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pendingin Ruangan, Lemari Pendingin, dan Mesin Cuci Secara Wa­jib. “Hal ini diterapkan dengan tujuan meningkatkan kualitas produk, mem­perkuat daya saing industri, serta mengurangi ketergantungan pada produk impor,” kata Wamenperin. Dalam kesempatan yang sama, Direktur Industri Elektronika dan Telematika (IET) Kementerian Per­industrian (Kemenperin) Priyadi Arie Nugroho mengatakan, kebutuhan AC di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dalam catatannya, produksi AC pada 2021 hanya men­capai 1,3 juta unit. Namun, tahun ini produksi mencapai 5,3 juta unit karena permintaan yang meningkat. “Otomatis itu juga akan ada demand baru ya. akan ada demand baru terkait dengan AC dan kami juga ini merupakan suatu peluang, peluang bagi industri di dalam negeri untuk bisa mengisi pasar AC di dalam negeri. Kami juga terus mendorong industri untuk melakukan pendalaman struk. Banjir Minat Faisol mengatakan, pemerintah kebanjiran minat investasi asing yang ingin membangun industri di Indo­nesia. Minat investasi yang masuk saat ini datang dari berbagai sektor industri, mulai dari tekstil, otomotif hingga industri logam. Dia meya­kini bahwa Indonesia masih menjadi lokasi potensial untuk pengembangan industri. “Kami justru hari ini merasa sangat sibuk karena begitu banyak pihak yang ingin mengembangkan industri di Indonesia, terutama beberapa investor dari luar,” kata Wamenperin. Sayangnya, dia tidak memberikan detail lebih lanjut terkait potensi nilai investasi yang akan masuk. Kendati demikian, dengan kondisi investor yang berbondong-bondong masuk ke Indonesia menunjukkan bahwa pros­es investasi di Tanah Air tidak sulit. “Ini sangat bagus situasinya, tinggal apakah kita bisa cepat menangkap peluang ini. Ada pembicaraan tapi belum sampai komitmen baru pem­bicaraan awal,” ucap Faisol. Di samping itu, dia pun menilai bahwa kepercayaan global terhadap Indonesia juga dipengaruhi kondisi geopolitik hingga hubungan perang dagang antara China dan Amerika yang dinilai makin sulit untuk diper­baiki. “Ada beberapa perusahaan mencari lokasi di negara-negara lain, termasuk di Indonesia tetapi banyak perusahaan yang sekarang berkomit­men untuk bisa masuk menjadi bagian dari industri,” tutur politisi dan PKB ini. Wamenperin mengungkapkan, untuk menggairahkan dan memikat investor, pemerintah juga tengah me­nyiapkan paket-paket insentif untuk investasi baru yang berkomitmen menggunakan energi baru terbaru­kan (EBT). Paket kebijakan stimulus tersebut masih dibicarakan oleh sejumlah kementerian/lembaga (k/1) di bawah Kementerian Koordina­tor Perekonomian. Dia menuturkan dalam waktu dekat insentif tersebut akan disampaikan ke publik. Faisol menerangkan, Daikin mam­pu berkomitmen untuk mengem­bangkan industri berkelanjutan den­gan memanfaatkan EBT dan secara bertahap memaksimalkan energi panel surya untuk operasional pabrik. Nama Media: Investor Daily Narasumber: Direktur DIID Budi Mulia,Presiden Direktur DIID Khamhaeng Boon Thavee, Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza

Read More »

UMKM Disiapkan Masuk Rantai Pasok Industri

Pemerintah akan membentuk holding UMKM guna menghubungkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan industri. Rencananya, holding itu akan terbentuk pada tahun depan agar UMKM secepatnya dapat menjadi pemasok bahan baku industri besar. Pemerintah akan membentuk holding UMKM guna menghubungkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan industri. Rencananya, holding itu akan terbentuk pada tahun depan agar UMKM secepatnya dapat menjadi pemasok bahan baku industri besar. Deputi Bidang Usaha Menengah Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Bagus Rachman menuturkan melalui holding UMKM itu, diharapkan jumlah pelaku UMKM yang jadi mitra pelaku usaha besar kian meningkat. Itu disebabkan saat ini kemitraan antara pelaku usaha besar dan pelaku UMKM baru berkisar 7% dari total pelaku UMKM. “Jadi memang persoalan konektivitas itu belum atau masih jadi PR kita bersama sehingga pemerintah sebagai regulator, sebagai fasilitator, harus mengarah ke sana (holding UMKM),” kata Bagus dalam Forum Kemitraan Investasi 2024, di Jakarta, kemarin. Saat ini, sambungnya, pihaknya tengah menyempurnakan data jumlah dan jenis UMKM yang ada di Tanah Air. Pasalnya, data pelaku UMKM yang tersebar di banyak kementerian/lembaga masih menunjukkan data yang berbeda.  Di Kementerian UMKM, misalnya, jumlah yang tercatat saat ini sebanyak 13,4 juta pelaku UMKM. Sementara itu, data pelaku UMKM di sektor pangan dari Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat sebanyak 28 juta.  Begitu pula dengan data yang dipegang Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dalam kementerian tersebut, jumlah pelaku UMKM di sektor kelautan dan perikanan mencapai 2,6 juta. “Itu semua nanti diorkestrasi oleh Kementerian UMKM. Jadi step by step, holding-nya dulu terbentuk dengan kita sebagai kolaborator, lalu kita sebagai integrator, kita juga sebagai orkestrator,” terang Bagus. Lewat pembentukan holding itu pula, lanjutnya, pemerintah berharap UMKM dapat segera naik kelas. Kualitas barang yang dihasilkan UMKM dapat memenuhi standar yang dibutuhkan industri. Pemerintah juga akan membentuk lembaga khusus pendanaan UMKM supaya segera naik kelas. “Lembaga financing juga nanti ada. Kita rencananya akan punya lembaga finansial sendiri untuk mendukung itu. Akan beda dari LPDB karena itu hanya untuk kooperasi. Intinya semua itu by design dan jalan pada 2025. Tapi kita juga ada skala prioritas. Klaster-klaster (UMKM) mana dulu yang siap masuk holding,” jelas Bagus. Penerbitan NIB Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Rosan Perkasa Roeslani menyatakan pemerintah mendorong para penanam modal, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk menjalin kemitraan dengan UMKM. “Karena kami juga ingin adanya kerja sama antara UMKM dan para investor. Kita minta bentuknya adalah kemitraan, bukan program CSR,” ujarnya. Dukungan yang diberikan oleh BKPM, kata Rosan, ialah melalui fasilitas legalitas izin usaha bagi UMKM melalui online single submission (OSS). Melalui saluran itu, pelaku UMKM bisa memperoleh nomor izin berusaha (NIB) dengan mudah secara daring sebab hanya UMKM yang memiliki NIB yang dapat dijaring oleh perusahaan besar atau investor untuk bermitra.  Hingga akhir 2023, BKPM telah menerbitkan 7.146.105 NIB dan 6.887.479 NIB di antaranya merupakan UMKM.  Dalam dua bulan terakhir, BKPM telah memfasilitasi sebanyak 579 kesepakatan kemitraan antara 158 usaha besar dan 359 UMKM. Nilai dari kemitraan itu mencapai Rp3,9 triliun. Rosan menambahkan, pihaknya juga akan memberi perhatian khusus pada UMKM disabilitas guna mendorong kesetaraan dan meningkatkan inklusivitas ekonomi nasional.  “Kita juga mengubah sedikit bentuk kemitraan investor dan UMKM. Kita akan memberi lebih kepada pelaku UMKM disabilitas. Itu kita akan prioritaskan karena mereka juga berhak atas kesempatan yang sama,” ujarnya.  Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mendukung terobosan baru pemerintah itu. “Kita tunggu penjelasan dari pemerintah, seperti apa bentuk holding UMKM itu. Tentunya upaya ini sesuatu yang baru, terobosan baru, pastinya kami dukung,” kata dia.  Apindo, lanjut Shinta, juga akan mulai membuat program baru yang dapat memberdayakan pelaku UMKM disabilitas. Tujuannya agar program yang dikerjakan oleh pelaku usaha dapat sejalan dengan yang pemerintah kerjakan. Nama Media: Media Indonesia Narasumber: Deputi Bidang Usaha Menengah Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Bagus Rachman, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Rosan Perkasa Roeslani, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaj

Read More »

Target Realisasi Investasi Rp13.528 triliun

Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyelenggarakan acara tahunan Rapat Konsolidasi Kebijakan Investasi Pusat dan Daerah, di Jakarta, Selasa (10/12). Acara ini mengambil tema ‘Akselerasi Hilirisasi dan Investasi Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas’, dan merupakan bagian integral dari Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS) Investasi 2024 yang berlangsung sehari setelahnya pada Rabu, 11 Desember 2024. Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/ Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu, menyampaikan bahwa hilirisasi dan investasi merupakan ujung tombak pertumbuhan ekonomi. “Pemerintah, lewat Kementerian PPN/Bappenas telah menargetkan realisasi investasi sebesar Rp13.528 triliun dalam lima tahun mendatang. Merealisasikan target ini membutuhkan kerja keras dan kerja sama luar biasa antara pusat dan daerah. Karena itu, semua yang hadir di sini memiliki peran dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi bangsa,” ungkap Todotua.’ Menurutnya, pencapaian ini akan sulit untuk diwujudkan tanpa adanya konsolidasi. Ia mengajak semua peserta untuk memanfaatkan rapat konsolidasi ini untuk bersama-sama menyampaikan pemikiran dan harapan, kemudian berembuk untuk mencapai kesepakatan dalam memberi rekomendasi cara pencapaian target-target kerja pada tahun depan. Hasilnya akan disampaikan kepada Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani pada RAKORNAS Investasi 2024, pada Rabu (11/12). Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Riyatno sebagai Ketua Pelaksana Rapat Konsolidasi Kebijakan Investasi Pusat dan Daerah, turut menegaskan pentingnya pertemuan ini.  Nama Media: Radar Bogor Narasumber: Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/ Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu

Read More »

KONSOLIDASI KEJAR PERTUMBUHAN DAN PEMERATAAN EKONOMI

Di bawah koordinasi Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, para pemangku kepentingan di sektor investasi yang terdiri atas Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), administrator Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) berkumpul dalam gelaran Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi 2024 pada Rabu (11/12) di Jakarta. Rakornas ini dihadiri lebih dari 1.000 peserta dengan fokus pembahasan pada sinergi dan penguatan investasi di pusat dan daerah. Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani, dalam sambutannya menekankan pentingnya sinergi lintas sektor untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi 8%, seperti yang sudah dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Menteri Rosan juga menggarisbawahi pentingnya investasi sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi. Mantan Ketua KADIN ini menambahkan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sudah menetapkan target investasi sebesar Rp 13.528 triliun selama 2024—2029. Untuk mewujudkan target itu, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM telah mengidentifikasi 28 komoditas untuk dijadikan fokus penghiliran. Komoditas-komoditas tersebut dikelompokkan ke dalam delapan sektor utama, yakni mineral, batu bara, minyak bumi, gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan. “Dari 28 komoditas ini, kami sudah memetakan dari reservasinya—dari segi di mana mereka itu berada—provinsinya, kotanya. Kami juga sudah memetakan teknologinya dan para investor yang sudah berinvestasi di bidang ini,” papar Menteri Rosan dalam Rakornas yang bertema “Akselerasi Hilirisasi dan Investasi Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas”. Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM memproyeksikan investasi penghiliran 28 komoditas itu akan mencapai US$618 miliar hingga 2040. Perinciannya, US$498,4 miliar ke sektor mineral dan batubara, US$68,3 miliar ke sektor minyak bumi dan gas bumi, serta US$51,3 miliar ke sektor perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan. Hanya saja, Menteri Rosan menyadari betul target dan proyeksi itu tidak bisa terwujud tanpa sumber daya manusia yang mumpuni. Dia berjanji akan mempercepat proses penyesuaian jabatan dan pangkat para penata kelola penanaman modal. Menteri Rosan juga mengaku akan berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri untuk memproses penyesuaian jabatan dan pangkat para penata kelola penanaman modal. “Khususnya rekomendasi inpassing bagi ASN pusat dan daerah,” jelasnya. Dalam kesempatan yang sama, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan pentingnya menurunkan incremental capital output ratio (ICOR) Indonesia untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. ICOR merupakan ukuran yang menunjukkan seberapa efisien suatu negara memanfaatkan modal untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi. Jika modal bisa dipakai untuk menghasilkan lebih banyak barang/jasa dengan efisien, maka ICOR akan lebih kecil. Sebaliknya, jika modal yang dihabiskan untuk memproduksi barang/jasa lebih banyak, maka ICOR akan lebih besar. Airlangga menilai ICOR Indonesia yang di atas 6 masih terlalu tinggi. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di kisaran 5% meski realisasi investasi terus bertumbuh. “Jadi, kalau investasi kita 30% [terhadap PDB] dengan ICOR 6—sederhananya kan 30 dibagi 6—pertumbuhan kita 5%. Nah, dulu waktu zamannya Pak Harto [Presiden Soeharto], sempat kita [pertumbuhan ekonomi] 8,2% karena ICOR kita 4,” jelas Airlangga. Airlangga menyebutkan kekurangan infrastruktur pendukung sebagai penyebab ICOR tinggi. Meski infrastruktur utama sudah dibangun, belum ada konektivitas dengan daerah produksi. Dia memberi contoh tentang pembangunan bendungan yang belum tersambung dengan saluran tersier, sekunder, dan primer sehingga tidak maksimal digunakan petani untuk mengairi lahannya. Akibatnya, produksi pangan tidak naik meski sudah ada bendungan. Airlangga menyatakan pemerintah akan berupaya memperbaiki berbagai hambatan itu. Dengan demikian, manfaat investasi yang masuk ke Tanah Air bisa dirasakan maksimal oleh masyarakat. KOLABORASI DENGAN UMKM Sementara itu, dalam kegiatan Forum Kemitraan Investasi (FKI) yang digelar kemarin, Kamis (12/12), Menteri Rosan yang hadir untuk membuka acara tersebut menjelaskan, pentingnya komitmen pemerataan ekonomi melalui kolaborasi antara pelaku usaha besar dan UMKM. Di era Kabinet Merah Putih, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM mencatatkan kesepakatan kemitraan investasi sebesar Rp3,9 triliun dari 579 kemitraan antara Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan pelaku Usaha Besar (UB). “Kami melihat bahwa investasi yang masuk dalam negeri yang di bawah koordinasi kami ini, juga harus memberikan kontribusi kepada perkembangan UMKM di seluruh Indonesia. Kita selalu mengutamakan dan juga mengupayakan bagaimana peran UMKM ini kedepannya makin besar, makin berjalan, makin meningkat, dan yang paling penting adalah bagaimana peningkatan dari produktivitas sumber daya manusia dari UMKM itu sendiri,” jelas Menteri Rosan. Forum ini diikuti oleh 200 pelaku usaha besar dan asosiasi, 300 UMKM dan asosiasi, 38 DPMPTSP provinsi, 6 DPMPTSP kabupaten/kota, dan 100 orang pelaku usaha disabilitas. Menteri Rosan juga menekankan, kedepannya akan lebih memberikan prioritas kepada UMKM Disabilitas. Sejak 2022, BKPM telah memfasilitasi kemitraan antara usaha besar dan UMKM dengan nilai kesepakatan hingga Rp15,9 triliun. Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, sambungnya, ingin agar UMKM merasakan dampak investasi langsung yang masuk. Oleh sebab itu, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM mendorong usaha besar yang merasakan dampak investasi langsung agar bermitra dengan UMKM. Menteri Rosan menjelaskan jenis kemitraan tersebut bermacam-macam. Hanya saja, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM mendorong agar jenis kemitraan lebih bersifat pelatihan sehingga kualitas sumber daya manusianya meningkat. Dia menyebutkan penerbitan nomor induk berusaha (NIB) didominasi oleh pelaku UMKM sejak 2021. Dari total 11,3 juta NIB yang telah terbit per 10 Desember 2024, 99% di antaranya adalah NIB UMKM. “Oleh sebab itu, kami lihat bahwa investasi yang masuk dari dalam maupun luar negeri, yang di bawah koordinasi kami, ini juga harus memberikan kontribusi kepada pengembangan UMKM di seluruh Indonesia,” ujar Rosan. Sementara itu, Kementerian UMKM berencana membentuk holding UMKM. Deputi Usaha Menengah Kementerian UMKM Bagus Rachman mengatakan Peraturan Pemerintah No. 7/2021 telah mengatur perihal jenis-jenis kemitraan antara usaha besar dan UMKM. Nama Media: Bisnis Indonesia Narasumber: Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani

Read More »

About Us

  • Why Invest In Indonesia

Investment Guidebook

Download Here

Project Opportunities

  • Infrastructure
  • Energy
  • Healthcare​
  • Tourism
  • Special Economic Zone​
  • Industrial Estate

Procedure

  • Setting Up Company​
  • Taxation
  • Incentives
  • Foreign Company Representative Office
  • Legal Overview

Contact Info

  • Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC) London
  • Ministry of Investment of the Republic Indonesia - Investment Coordinating Board (BKPM)
  • +44 (0) 3440 3830
  • [email protected]
  • 19th Floor, Heron Tower, 110 Bishopsgate, London EC2N 4AY, United Kingdom
  • Why Indonesia
  • Project Opportunities
    • Infrastructure
    • Energy
    • Special Economic Zone
    • Healthcare
    • Tourism
    • Industrial Estates
  • Services
    • Service
    • Our team
    • Letter of Reference
  • Procedure
    • Setting Up Company​
    • Taxation
    • Incentives
    • Foreign Company Representative Office
    • Legal Overview
  • Contact Us
  1. Anambas
  2. Bandung
  3. Bangka
  4. Banyuwangi
  5. Bengkulu
  6. Blitar
  7. Blora
  8. Bogor
  9. Bonoi Tidal River Bore
  10. Bugam Raya
  11. Bulukumba
  12. Cianjur
  13. Donggala
  14. Garut
  15. Gresik
  16. Gunung Kidul
  17. Gunung Sitoli
  18. Jambi
  19. Kerinci
  20. Kulon Progo
  21. Magelang
  22. Malang
  23. Medana
  24. Merangin
  25. Mojokerto
  26. Muara Enim
  27. Nias Utara
  28. Pagar Alam
  29. Palembang
  30. Palu
  31. Pangandaran
  32. Pasuruan
  33. Pekanbaru
  34. Pesisir Selatan
  35. Pontianak
  36. Rembang
  37. Rote Island
  38. Rupat Island
  39. Sabang Weh Island
  40. Samosir
  41. Sanggau
  42. Saumlaki
  43. Selayar Island
  44. Selayar
  45. Semarang
  46. Serang
  47. Singkawang
  48. Sleman
  49. Sukabumi
  50. Sumenep
  51. Sungai Penuh
  52. Tasikmalaya
  53. Toba Samosir
  54. Trenggalek
  55. Wakatobi
  56. Wonogiri
  1. Wakatobi
  2. Tanjung Lesung
  3. Morotai
  4. Mandalika
  5. Labuan Bajo
  6. Kepulauan Seribu dan Kota Tua
  7. Bromo
  8. Borobudur
  9. Lake Toba
  10. Tanjung Kelayang