Skip to content
  • Why Indonesia
  • Project Opportunities
    • Infrastructure
    • Energy
    • Special Economic Zone
    • Healthcare
    • Tourism
    • Industrial Estates
  • Services
    • Service
    • Our team
    • Letter of Reference
  • Procedure
    • Setting Up Company​
    • Taxation
    • Incentives
    • Foreign Company Representative Office
    • Legal Overview
  • Contact Us
  • Why Indonesia
  • Project Opportunities
    • Infrastructure
    • Energy
    • Special Economic Zone
    • Healthcare
    • Tourism
    • Industrial Estates
  • Services
    • Service
    • Our team
    • Letter of Reference
  • Procedure
    • Setting Up Company​
    • Taxation
    • Incentives
    • Foreign Company Representative Office
    • Legal Overview
  • Contact Us
Instagram Linkedin

Arus Lancar Investasi TPT Jateng

  • itskena
  • October 31, 2024
  • 3:47 am
Facebook
Twitter
LinkedIn

Pailitnya PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex diklaim tak memengaruhi arus penanaman modal di sektor tekstil dan produk tekstil alias TPT di Jawa Tengah. Kondisi tersebut dipandang dapat menjadi peredam kekhawatiran pebisnis di tengah derasnya arus investasi ke provinsi ini.

Pailitnya PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex diklaim tak memengaruhi arus penanaman modal di sektor tekstil dan produk tekstil alias TPT di Jawa Tengah. Kondisi tersebut dipandang dapat menjadi peredam kekhawatiran pebisnis di tengah derasnya arus investasi ke provinsi ini.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah bahkan mengungkapkan bahwa saat ini telah ada pebisnis TPT yang antre untuk membenamkan investasinya di wilayah ini.

“Saat ini itu ada 10 Penanaman Modal Dalam Negeri [PMDN] yang akan masuk ke Jawa Tengah. Mulai pengembangan baru, relokasi, empat di antaranya itu TPT,” jelas Kepala DPMPTSP Jateng Sakina Rosellasari, dikutip Rabu (30/10).

Dia menjelaskan bahwa laporan tersebut diambil dari data Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) yang dikelola oleh Kementerian Perindustrian.

Investor tersebut, imbuhnya, saat ini tengah mengurus perizinan usaha dan dalam waktu dekat bakal mulai melakukan pengembangan ataupun kegiatan operasional usahanya.

Adapun, terkait rencana investasi dari 10 perusahaan tersebut, Sakina menjelaskan bahwa ada perusahaan yang memang tengah melakukan relokasi, pembukaan pabrik baru, serta memperluas pabriknya di Jawa Tengah.

“Ada yang dari Jabodetabek, ada yang dari Banten, ada yang dari Jawa Tengah yang berkembang,” ujarnya.

Menurutnya, fakta tersebut mematahkan anggapan bahwa TPT merupakan sunset industry yang tengah memasuki periode gelap.

Kondisi tersebut, imbuhnya, tak berlaku di Jawa Tengah yang menurutnya masih memiliki potensi yang menjanjikan pada sektor usaha TPT.

“[Untuk pilihan] lokasinya sekarang itu para pelaku usaha melihatnya infrastruktur. Jadi memang hampir semuanya yang dilalui jalan tol. Mulai dari Brebes, kemudian Pemalang, Tegal, Pekalongan, kemudian juga Batang, Kendal, Semarang. Ke bawah itu ada Salatiga, Sragen, dan Karanganyar,” jelas Sakina.

Selain sektor TPT, dia juga mengungkapkan bahwa perlahan Jawa Tengah mulai menerima investasi dari sektor usaha anyar yang lebih padat modal.

Beberapa investasi yang sudah masuk seperti pabrikan anoda, katoda, serta baterai yang kebanyakan berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA).

“Yang pasti, bagi Jawa Tengah semuanya penting. Artinya, industri padat karya dan padat modal tetap semuanya akan menjadi concern kami untuk investasi,” jelasnya.

Sebelumnya, DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah melaporkan bahwa realisasi investasi pada Kuartal III/2024 telah mencapai Rp17,94 triliun atau 82,26% dari target tahunan.

Dari jumlah tersebut, investasi PMA dan PMDN mencapai Rp51,11 triliun sementara realisasi Usaha Menengah dan Kecil (UMK) mencapai Rp14,78 triliun.

Realisasi investasi sebesar Rp17,94 triliun tersebut mampu menyerap tenaga kerja hingga 318.195 orang. Adapun jumlah penambahan proyek tercatat berada di angka 48.810 unit yang tersebar di berbagai wilayah di Jawa Tengah.

Sementara itu, Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana meyakini bahwa wilayah ini memiliki daya saing yang mumpuni dan masih akan terus mampu meningkatkan capaian realisasi investasinya.

“Saya mengajak para Bupati dan Wali Kota untuk berperan aktif dalam setiap kegiatan promosi investasi. Sediakan fasilitas dan kemudahan, serta jelaskan insentif menarik bagi calon investor agar mereka tertarik menanamkan modalnya di sini,” jelasnya, Selasa (29/10).

Dia pun memandang bahwa Jawa Tengah memiliki beberapa keunggulan. Menurutnya, dukungan infrastruktur, tenaga kerja yang berkualitas, serta kebijakan pro investasi yang inovatif telah ikut berkontribusi dalam meningkatkan daya saing investasi di Jawa Tengah.

Dia berharap bahwa dengan capaian realisasi yang tinggi, maka pertumbuhan ekonomi dan perekonomian masyarakat juga akan meningkat.

Apalagi, pesisir pantai utara Jawa telah menjadi destinasi investasi unggulan di Jawa Tengah. Di kawasan tersebut, berdiri berbagai kawasan industri lengkap dengan infrastruktur pendukungnya.

Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), misalnya, menjadi kawasan industri pelat merah dengan fasilitas yang cukup lengkap.

“Tanah merupakan tanah matang, bukan urugan. Akses tol sangat dekat sekali, langsung ke kawasan. Bahkan, saat ini KITB sudah berproses menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK),” katanya Selasa (29/10).

Sebelum KITB, Jawa Tengah juga memiliki Kawasan Industri Kendal (KIK) yang telah lebih dulu berstatus sebagai KEK.

Pada lahan seluas 1.000 hektare (ha) tersebut, kata Nana, ada proyek pembangunan Pelabuhan Kendal yang menawarkan akses transportasi yang optimal bagi pelaku industri.

Selain itu, di Kota Semarang sebagai ibu kota provinsi, ada Kawasan Industri Wijayakusuma serta Aviarna Industrial Park yang luasan lahannya berkisar di angka ratusan hektare. Begitu pula di Jatengland Industrial Park yang berlokasi di Kabupaten Demak.

PENAWARAN PROYEK

Di sisi lain, Central Java Business Investment Forum (CJIBF) 2024 yang digelar pada Selasa (29/10), juga telah berhasil mengantongi 19 proyek investasi dari 15 kabupaten dan kota di Jawa Tengah.

Belasan proyek tersebut masuk dalam kompetisi Investment Challenge yang menjadi rangkaian CJIBF.

Sakina, Kepala DPMPTSP Jateng, mengungkapkan bahwa 19 proyek tersebut bakal dikurasi untuk mencari Investment Project Ready to Offer (IPRO) terbaik.

“Melalui parameter yang sudah ditetapkan, terutama finansial,” jelasnya.

Pada tahun ini proyek investasi Rumah Sakit Hijau yang ditawarkan Pemerintah Kabupaten Semarang berhasil terpilih menjadi pemenang.

Proyek tersebut menawarkan nilai investasi sebesar Rp350 miliar dengan skema kerja sama melalui sewa lahan oleh investor.

Pemerintah Kabupaten Semarang dalam hal ini hanya menerima pemasukan dari hasil sewa lahan. Adapun proses pembangunan hingga operasional diserahkan sepenuhnya kepada investor.

Lahan seluas 3,6 hektare (ha) telah disiapkan Pemerintah Kabupaten Semarang di Kecamatan Tengaran.

Lokasinya berada di jalan utama penghubung Kota Semarang, Kota Surakarta, serta DI Yogyakarta.

Rumah sakit itu rencananya bakal memiliki kapasitas 200 tempat tidur dengan layanan kesehatan dengan aplikasi teknologi yang cerdas, hemat energi, dan hijau vegetasi.

Selain di Kabupaten Semarang, Investment Challenge dalam CJIBF 2024 juga menunjuk 2 IPRO terbaik lainnya yaitu proyek pengembangan kawasan khusus perikanan terpadu di Kabupaten Cilacap, serta proyek pengolahan sampah menjadi bahan bakar berbasis Refuse Derived Fuel (RDF) di Kabupaten Grobogan.

Sakina menjelaskan bahwa seluruh peserta Investment Challenge bakal berkesempatan untuk dipromosikan proyeknya lewat berbagai kanal yang ada.

Seperti Kantor Perwakilan Bank Indonesia di luar negeri maupun Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) di Singapura, Jepang, Australia, China, Amerika Serikat, Taiwan, Korea Selatan, Uni Emirat Arab, serta Inggris.

“Yang kemudian tertarik itu dari best practice yang sudah ada, pelaku usaha Jepang, China, kemudian Amerika itu tertarik dengan [proyek investasi] Energi Baru Terbarukan (EBT) yang geotermal [di Kabupaten Banjarnegara],” jelas Sakina.

Nama Media:Bisnis Indonesia

Narasumber:Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, Kepala DPMPTSP Jateng Sakina Rosellasari

  • All Posts
  • Event
  • Newsletter
Realisasi Investasi Tembus Rp 6 Triliun

Realisasi Investasi Tembus Rp 6 Triliun

Iklim investasi di Kota Tangsel menunjukkan tren positif. Saat ini, capaian realisasi investasi sudah di angka Rp 6 triliun. “Hampir...

Perjanjian Internasional Buka Jalan Investasi ke Indonesia

Perjanjian Internasional Buka Jalan Investasi ke Indonesia

Perjanjian investasi internasional juga tak selalu mulus untuk dijalankan. Apalagi kondisi perekonomian global bersifat dinamis. Kepemimpinan Indonesia dalam Presidensi G-20...

DPMPTSP Jabar Realisasikan Target Sejuta NIB untuk UMKM di 2024

DPMPTSP Jabar Realisasikan Target Sejuta NIB untuk UMKM di 2024

Bandung-Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Barat berhasil merealisasikan target sejuta Nomor Induk Berusaha (NIB),...

About Us

  • Why Invest In Indonesia

Investment Guidebook

Download Here

Project Opportunities

  • Infrastructure
  • Energy
  • Healthcare​
  • Tourism
  • Special Economic Zone​
  • Industrial Estate

Procedure

  • Setting Up Company​
  • Taxation
  • Incentives
  • Foreign Company Representative Office
  • Legal Overview

Contact Info

  • Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC) London
  • Ministry of Investment of the Republic Indonesia - Investment Coordinating Board (BKPM)
  • +44 (0) 3440 3830
  • [email protected]
  • 19th Floor, Heron Tower, 110 Bishopsgate, London EC2N 4AY, United Kingdom
  • Why Indonesia
  • Project Opportunities
    • Infrastructure
    • Energy
    • Special Economic Zone
    • Healthcare
    • Tourism
    • Industrial Estates
  • Services
    • Service
    • Our team
    • Letter of Reference
  • Procedure
    • Setting Up Company​
    • Taxation
    • Incentives
    • Foreign Company Representative Office
    • Legal Overview
  • Contact Us
  1. Anambas
  2. Bandung
  3. Bangka
  4. Banyuwangi
  5. Bengkulu
  6. Blitar
  7. Blora
  8. Bogor
  9. Bonoi Tidal River Bore
  10. Bugam Raya
  11. Bulukumba
  12. Cianjur
  13. Donggala
  14. Garut
  15. Gresik
  16. Gunung Kidul
  17. Gunung Sitoli
  18. Jambi
  19. Kerinci
  20. Kulon Progo
  21. Magelang
  22. Malang
  23. Medana
  24. Merangin
  25. Mojokerto
  26. Muara Enim
  27. Nias Utara
  28. Pagar Alam
  29. Palembang
  30. Palu
  31. Pangandaran
  32. Pasuruan
  33. Pekanbaru
  34. Pesisir Selatan
  35. Pontianak
  36. Rembang
  37. Rote Island
  38. Rupat Island
  39. Sabang Weh Island
  40. Samosir
  41. Sanggau
  42. Saumlaki
  43. Selayar Island
  44. Selayar
  45. Semarang
  46. Serang
  47. Singkawang
  48. Sleman
  49. Sukabumi
  50. Sumenep
  51. Sungai Penuh
  52. Tasikmalaya
  53. Toba Samosir
  54. Trenggalek
  55. Wakatobi
  56. Wonogiri
  1. Wakatobi
  2. Tanjung Lesung
  3. Morotai
  4. Mandalika
  5. Labuan Bajo
  6. Kepulauan Seribu dan Kota Tua
  7. Bromo
  8. Borobudur
  9. Lake Toba
  10. Tanjung Kelayang