Skip to content
  • Why Indonesia
  • Project Opportunities
    • Infrastructure
    • Energy
    • Special Economic Zone
    • Healthcare
    • Tourism
    • Industrial Estates
  • Services
    • Service
    • Our team
    • Letter of Reference
  • Procedure
    • Setting Up Company​
    • Taxation
    • Incentives
    • Foreign Company Representative Office
    • Legal Overview
  • Contact Us
  • Why Indonesia
  • Project Opportunities
    • Infrastructure
    • Energy
    • Special Economic Zone
    • Healthcare
    • Tourism
    • Industrial Estates
  • Services
    • Service
    • Our team
    • Letter of Reference
  • Procedure
    • Setting Up Company​
    • Taxation
    • Incentives
    • Foreign Company Representative Office
    • Legal Overview
  • Contact Us
Instagram Linkedin

Daikin Investasi Rp 3,3 T

  • itskena
  • December 13, 2024
  • 3:48 am
Facebook
Twitter
LinkedIn

PT Daikin Industries Indonesia (DIID) mengeluarkan investasi sebesar Rp 3,3 triliun untuk pabrik AC yang berlokasi di Greenland International Industrial Center (GUC), Cikarang. Pabrik ini merupakan pabrik AC full-scale pertama di Indonesia yang seluruh proses mulai dari pengolahan bahan baku hingga produk siap jual dilakukan di dalam negeri. Direktur DID Budi Mulia menerangkan, pabrik berkapasitas penuh 1,5 juta unit akan beroperasi bertahap mulai akhir ta­hun ini. “Dengan seluruh persiapan yang telah dilakukan, kami ber­harap dapat segera memperkenalkan AC Daikin buatan Indonesia bagi masyarakat luas pada pertengahan tahun 2025 nanti,” ujar dia dalam Peresmian Pabrik Daikin, di Cikarang, Jawa Barat. Kamis (12/12/2024). Budi menambahkan, fasilitas produksi yang berdiri di atas lahan seluas 20 ha ini telah memenuhi berbagai persyaratan seperti TKDN, Standar Nasional Indonesia (SN1), dan Sertifikat Hemat Energi (SHE). “Seturut dengan komitmen Daikin pada program TKDN, dengan keberadaan pabrik ini. kami menetapkan target untuk mencapai tingkat TKDN hingga lebih dari 40% di tahun 2025 nanti. Tetapi secara bertahap komponen lokal produk AC Daikin akan diting­katkan hingga 60%.’ ucap dia.

Pabrik yang baru diresmikan terse­but akan menyerap tenaga kerja sebanyak 2.500 pekerja. Daikin juga berencana untuk pengembangan di 2028, untuk penambahan dari residensial dan komersial. Pabrik yang akan dibangun mulai 2028 akan memproduksi AC rumah tangga dan untuk industri. ‘Total kita akan menambah tenaga kerja lagi 1.000 pekerja,” kata Budi. Adapun, pabrik AC full scale per­tama di Indonesia ini dibangun di atas lahan seluas 47.000 meter persegi. Dia merinci, untuk produksi pertamanya akan dimulai Desember ini sebanyak 2.000 unit, kemudian pada 2025 akan mencapai 1 juta set produksi, dan pada 2026 kapasitas produksi mencapai total 1,5 juta set. Untuk saat ini, pihaknya masih fokus untuk memenuhi kebutuhan AC 0,5 PK – 3 PK di Indonesia. “Ek­spor juga kita mempunyai rencana di tahun 2027, salah satu negara yang kita akan ekspor adalah ke Filipina,” jelas Budi. Presiden Direktur DIID Khamhaeng Boonthavee mengatakan, pabrik yang mulai dibangun pada Desember 2022 ini dirancang untuk memenuhi standar kualitas Daikin Global di

Jepang, dengan mengintegrasikan pengalaman 100 tahun Daikin dalam industri tata udara dan keahlian dari tenaga kerja dalam negeri. ‘Sebagai pabrik AC skala penuh pertama, seluruh proses produksi, mulai dari pemilihan dan pengolahan bahan baku hingga produk siap jual dilakukan di Indonesia. Setiap tahap tersebut akan diawasi dan dijalankan sesuai dengan standar DAIKIN Global di Jepang untuk memastikan kualitas terbaik yang memenuhi kebutuhan konsumen kami di Indonesia,” ujar Boonthavee.

Dukung Perkembangan Manufaktur

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menerangkan, pembangunan pabrik skala penuh Daikin merupakan wujud nyata sin­ergi positif antara sektor swasta dan pemerintah dalam mencapai tujuan bersama, yaitu mendorong pertum­buhan ekonomi, menciptakan lapa­ngan kerja. “Sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar manufaktur global,” kata dia. Faisol menambahkan, pihaknya turut menyoroti upaya pemenuhan komitmen Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang dilakukan Dai­kin. ‘Kami berharap langkah Daikin dapat menginspirasi perusahaan lain untuk berkontribusi dalam mencip­takan industri yang lebih kuat dan berkelanjutan,” ucap dia. Satu hal yang menarik dari produk AC adalah adanya instrumen regulasi tentang penerapan SNI secara wajib yang diatur melalui Permenperin No 34 Tahun 2013 tentang Pember­lakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pendingin Ruangan, Lemari Pendingin, dan Mesin Cuci Secara Wa­jib.

“Hal ini diterapkan dengan tujuan meningkatkan kualitas produk, mem­perkuat daya saing industri, serta mengurangi ketergantungan pada produk impor,” kata Wamenperin. Dalam kesempatan yang sama, Direktur Industri Elektronika dan Telematika (IET) Kementerian Per­industrian (Kemenperin) Priyadi Arie Nugroho mengatakan, kebutuhan AC di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dalam catatannya, produksi AC pada 2021 hanya men­capai 1,3 juta unit. Namun, tahun ini produksi mencapai 5,3 juta unit karena permintaan yang meningkat. “Otomatis itu juga akan ada demand baru ya. akan ada demand baru terkait dengan AC dan kami juga ini merupakan suatu peluang, peluang bagi industri di dalam negeri untuk bisa mengisi pasar AC di dalam negeri. Kami juga terus mendorong industri untuk melakukan pendalaman struk.

Banjir Minat

Faisol mengatakan, pemerintah kebanjiran minat investasi asing yang ingin membangun industri di Indo­nesia. Minat investasi yang masuk saat ini datang dari berbagai sektor industri, mulai dari tekstil, otomotif hingga industri logam. Dia meya­kini bahwa Indonesia masih menjadi lokasi potensial untuk pengembangan industri. “Kami justru hari ini merasa sangat sibuk karena begitu banyak pihak yang ingin mengembangkan industri di Indonesia, terutama beberapa investor dari luar,” kata Wamenperin. Sayangnya, dia tidak memberikan detail lebih lanjut terkait potensi nilai investasi yang akan masuk. Kendati demikian, dengan kondisi investor yang berbondong-bondong masuk ke Indonesia menunjukkan bahwa pros­es investasi di Tanah Air tidak sulit. “Ini sangat bagus situasinya, tinggal apakah kita bisa cepat menangkap peluang ini. Ada pembicaraan tapi belum sampai komitmen baru pem­bicaraan awal,” ucap Faisol. Di samping itu, dia pun menilai bahwa kepercayaan global terhadap Indonesia juga dipengaruhi kondisi geopolitik hingga hubungan perang dagang antara China dan Amerika yang dinilai makin sulit untuk diper­baiki.

“Ada beberapa perusahaan mencari lokasi di negara-negara lain, termasuk di Indonesia tetapi banyak perusahaan yang sekarang berkomit­men untuk bisa masuk menjadi bagian dari industri,” tutur politisi dan PKB ini. Wamenperin mengungkapkan, untuk menggairahkan dan memikat investor, pemerintah juga tengah me­nyiapkan paket-paket insentif untuk investasi baru yang berkomitmen menggunakan energi baru terbaru­kan (EBT). Paket kebijakan stimulus tersebut masih dibicarakan oleh sejumlah kementerian/lembaga (k/1) di bawah Kementerian Koordina­tor Perekonomian. Dia menuturkan dalam waktu dekat insentif tersebut akan disampaikan ke publik. Faisol menerangkan, Daikin mam­pu berkomitmen untuk mengem­bangkan industri berkelanjutan den­gan memanfaatkan EBT dan secara bertahap memaksimalkan energi panel surya untuk operasional pabrik.

Nama Media: Investor Daily

Narasumber: Direktur DIID Budi Mulia,Presiden Direktur DIID Khamhaeng Boon Thavee, Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza

  • All Posts
  • Event
  • Newsletter
Realisasi Investasi Tembus Rp 6 Triliun

Realisasi Investasi Tembus Rp 6 Triliun

Iklim investasi di Kota Tangsel menunjukkan tren positif. Saat ini, capaian realisasi investasi sudah di angka Rp 6 triliun. “Hampir...

Perjanjian Internasional Buka Jalan Investasi ke Indonesia

Perjanjian Internasional Buka Jalan Investasi ke Indonesia

Perjanjian investasi internasional juga tak selalu mulus untuk dijalankan. Apalagi kondisi perekonomian global bersifat dinamis. Kepemimpinan Indonesia dalam Presidensi G-20...

DPMPTSP Jabar Realisasikan Target Sejuta NIB untuk UMKM di 2024

DPMPTSP Jabar Realisasikan Target Sejuta NIB untuk UMKM di 2024

Bandung-Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Barat berhasil merealisasikan target sejuta Nomor Induk Berusaha (NIB),...

About Us

  • Why Invest In Indonesia

Investment Guidebook

Download Here

Project Opportunities

  • Infrastructure
  • Energy
  • Healthcare​
  • Tourism
  • Special Economic Zone​
  • Industrial Estate

Procedure

  • Setting Up Company​
  • Taxation
  • Incentives
  • Foreign Company Representative Office
  • Legal Overview

Contact Info

  • Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC) London
  • Ministry of Investment of the Republic Indonesia - Investment Coordinating Board (BKPM)
  • +44 (0) 3440 3830
  • [email protected]
  • 19th Floor, Heron Tower, 110 Bishopsgate, London EC2N 4AY, United Kingdom
  • Why Indonesia
  • Project Opportunities
    • Infrastructure
    • Energy
    • Special Economic Zone
    • Healthcare
    • Tourism
    • Industrial Estates
  • Services
    • Service
    • Our team
    • Letter of Reference
  • Procedure
    • Setting Up Company​
    • Taxation
    • Incentives
    • Foreign Company Representative Office
    • Legal Overview
  • Contact Us
  1. Anambas
  2. Bandung
  3. Bangka
  4. Banyuwangi
  5. Bengkulu
  6. Blitar
  7. Blora
  8. Bogor
  9. Bonoi Tidal River Bore
  10. Bugam Raya
  11. Bulukumba
  12. Cianjur
  13. Donggala
  14. Garut
  15. Gresik
  16. Gunung Kidul
  17. Gunung Sitoli
  18. Jambi
  19. Kerinci
  20. Kulon Progo
  21. Magelang
  22. Malang
  23. Medana
  24. Merangin
  25. Mojokerto
  26. Muara Enim
  27. Nias Utara
  28. Pagar Alam
  29. Palembang
  30. Palu
  31. Pangandaran
  32. Pasuruan
  33. Pekanbaru
  34. Pesisir Selatan
  35. Pontianak
  36. Rembang
  37. Rote Island
  38. Rupat Island
  39. Sabang Weh Island
  40. Samosir
  41. Sanggau
  42. Saumlaki
  43. Selayar Island
  44. Selayar
  45. Semarang
  46. Serang
  47. Singkawang
  48. Sleman
  49. Sukabumi
  50. Sumenep
  51. Sungai Penuh
  52. Tasikmalaya
  53. Toba Samosir
  54. Trenggalek
  55. Wakatobi
  56. Wonogiri
  1. Wakatobi
  2. Tanjung Lesung
  3. Morotai
  4. Mandalika
  5. Labuan Bajo
  6. Kepulauan Seribu dan Kota Tua
  7. Bromo
  8. Borobudur
  9. Lake Toba
  10. Tanjung Kelayang