Sejumlah investasi unggulan di Provinsi Banten diproyeksi mampu menciptakan sumber-sumber perekonomian baru bagi wilayah ini. Hal ini tak terlepas dari pesona Banten sebagai destinasi investasi unggulan nasional.
Sejumlah investasi unggulan di Provinsi Banten diproyeksi mampu menciptakan sumber-sumber perekonomian baru bagi wilayah ini. Hal ini tak terlepas dari pesona Banten sebagai destinasi investasi unggulan nasional.
Setidaknya hal itulah yang terungkap dalam Banten Investment Forum (BIF) 2024 yang diselenggarakan di JHL Solitaire, Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (29/10).
Dalam ajang tersebut, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Banten Ameriza Ma’ruf Moesa mengungkapkan bahwa perlu adanya dorongan untuk menciptakan investasi berkelanjutan yang berorientasi pada serapan tenaga kerja yang tinggi.
Hal itu, imbuhnya, menjadi kunci untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan selaras dengan serapan tenaga kerja di Banten.
“Tahun ini kita perkirakan ekonomi Banten pada tahun 2024 tumbuh relatif sama dengan tahun lalu antara kisaran 4,7% sampai 5,3%. Dan kami yakini untuk tahun depan ada sedikit perbaikan,” jelasnya.
Dia mengatakan bahwa penting bagi Banten untuk mulai masuk ke sektor-sektor unggulan seperti pariwisata, pertanian, agroindustri, dan agrowisata. Pasalnya, sektor-sektor tersebut memiliki serapan tenaga kerja yang tinggi.
“Kalau industri padat modal di Banten ini sudah bertumbuh dengan sendirinya, sehingga perlu kita dorong motor baru di Kawasan Banten Selatan,” ujarnya.
KPw BI Banten juga meyakini bahwa wilayah ini memiliki potensi yang sangat besar di bidang ekonomi sehingga untuk memanfaatkan potensi ekonomi yang besar-besar itu tidak ada cara lain adalah dengan cara investasi.
“Kami optimis Pemerintah Provinsi Banten bisa menarik investasi secara lebih banyak karena kalau kami lihat potensi yang paling tidak bisa dimiliki orang lain adalah lokasinya yang strategis,” jelasnya.
Menurutnya, Banten secara letak geografis merupakan provinsi terdekat dari Jakarta, memiliki Bandara internasional, dan memiliki akses jalan tol hingga pelabuhan.
“Dan yang paling menarik adalah satu provinsi ini memiliki hampir lebih dari dua tol strategis nasional,” katanya.
Apalagi, saat ini Banten memiliki dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yakni Tanjung Lesung di Kabupaten Pandeglang dan KEK Edukasi, Teknologi dan Kesehatan Internasional Banten di BSD yang berada di Kabupaten Tangerang.
Sementara itu, terdapat dua Proyek Strategis Nasional (PSN) di Banten, yakni di BSD Tangerang dan Pantai Indah Kosambi (PIK) 2 yakni Pengembangan Green Area dan Eco City.
Selain itu, ada juga proyek investasi yang tengah ditawarkan, yakni Tahura Banten, Sports Center Banten, Tanjung Lesung, dan Solar Power Plant.
“Jadi kami yakin kebijakan ini sebagai driver untuk lebih menggairahkan investasi di Banten pada umumnya,” ujarnya.
Kondisi ini, imbuhnya, menjadi peluang sekaligus tantangan guna menciptakan investasi yang kuat baik dari segi investasi industri pengolahan dan properti, serta penanaman modal yang kuat pada sektor lainnya di Banten.
“Jadi kami melihat satu sisi Banten memiliki prospek investasi, tapi juga Banten memiliki challenge. Kami lihat sejauh ini, nampaknya investasi masih terfokus pada industri besar,” jelasnya.
Menurutnya, jika dilihat dari komposisi investasi, sebagian besar industri di Banten bertumpu pada sektor logam dasar, industri kimia, petrokimia. Namun, sebagian besarnya mungkin belum terlalu bersifat inklusif.
Artinya, kata Ameriza, dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan keahlian tertentu. Sementara itu, dinamika penyiapan SDM di Banten saat ini memang masih menjadi tantangan yang harus segera dijawab.
“Kami mengusulkan, untuk juga tidak hanya fokus pada investasi di bidang industri pengolahan, tapi juga bisa masuk ke sektor-sektor unggulan seperti pariwisata, pertanian, agroindustri, agrowisata. Jadi kami harapkan dengan investasi yang mendorong ke sektor unggulan yang bersifat inklusif tadi, dia dapat bisa menciptakan tenaga kerja yang bisa diserap oleh tenaga kerja lokal,” jelasnya.
Dia menilai bahwa di sektor pariwisata, Banten memiliki sejumlah pantai yang sudah terkenal akan keindahannya, kemudian ada pegunungan, pesawahan, dan juga pertanian.
“Kita tahu bahwa luas lahan pertanian kita sangat besar, sehingga ia juga kini tengah mendorong petani-petani di Banten agar memproduksi komoditas yang memiliki nilai jual yang baik,” katanya.
SINERGITAS
Sementara itu, Penjabat (Pj.) Gubernur Banten Al Muktabar melalui Kepala DPMPTSP Provinsi Banten Virgojanti mengatakan bahwa saat ini memang perlu adanya sinergitas dalam upaya mewujudkan iklim investasi yang kondusif.
“Sehingga dapat mendorong terciptanya investasi yang berkualitas yang mampu berperan dalam mengurangi kemiskinan, meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan serapan tenaga kerja yang signifikan,” kata Virgojanti pada ajang Banten Investment Forum 2024.
Dia mengungkapkan bahwa dengan melihat kondisi saat ini, memang diperlukan kebijakan pro bisnis yang terintegrasi baik dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah.
Hal itu, imbuhnya, sebagai upaya stimulasi bagi sektor usaha yang pada muaranya akan berimplikasi pada peningkatan perekonomian dan daya beli masyarakat.
“Berkenaan dengan hal itu, untuk mendukung terciptanya kemudahan berusaha bagi seluruh pelaku usaha yang ingin memulai atau mengembangkan usahanya, Pemprov Banten telah menyelenggarakan perizinan berbasis risiko, sebagai bagian dari paket ekonomi serta membentuk Satgas Percepatan Usaha di seluruh Banten,” jelasnya.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nurul Ichwan menambahkan bahwa perlu adanya penyesuaian kualitas SDM di Banten agar serapan tenaga kerja bisa sepenuhnya dinikmati warga lokal.
“[Hal ini lantaran] investor, apalagi investasi yang bermuatan teknologi tinggi, tidak mungkin juga menyerap tenaga yang tidak kompeten,” katanya.
Untuk itu, dia menilai bahwa hal ini sangat penting agar serapan investasi yang tinggi bisa berbanding lurus dengan serapan tenaga kerjanya.
Nama Media: Bisnis Indonesia
Narasumber: Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Banten Ameriza Ma’ruf Moesa