Dalam lawatannya ke London, Inggris, Presiden Prabowo Subianto mengantongi keputusan investasi akhir atas proyek Tangguh Ubadari, Carbon Capture Utilization & Storage/CCUS, dan Compression (UCC). Nilainya sekitar USD 7 miliar.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, keputusan investasi tersebut diambil melalui evaluasi pihak BP Tangguh bersama pemerintah melalui SKK Migas. Menurut dia investasi itu menandakan bahwa iklim usaha migas di Indonesia masih menarik.
“Investasi sekitar USD 7 miliar ini sangat besar dan turut mendukung produksi migas nasional. Juga yang terpenting meningkatkan nilai tambah bagi daerah. Peningkatan pendapatan daerah, multiplier effect yang positif bagi daerah,” ujar Bahlil di Jakarta kemarin (25/11).
Melalui proyekUCC Tangguh itu, pemerintah akan lebih fokus pada peningkatan produksi migas untuk mendukung visi-misi Presiden Prabowo dalam mencapai ketahanan dan kedaulatan energi. ‘Sesuai dengan arahan Bapak Presiden Prabowo untuk meningkatkan produksi dan lifting migas. Dengan adanya proyek BP Tangguh, pemerintah akan lebih fokus mengupayakan peningkatan produksi migas,” imbuh Bahlil.
Sebagaimana diketahui, cadangan gas dari proyek UCC itu sekitar 3 triliun kaki kubik (TCF) dan direncanakan on stream tahun 2028.
Proyek UCC tersebut mencakup pengembangan lapangan gas Ubadari, peningkatan perolehan gas (EGR) melalui penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCUS) di lapangan Vorwata, serta pemasangan kompresor di darat, perluasan dan pemanfaatan infrastruktur yang telah ada di fasilitas Tangguh LNG di Papua Barat.
Proyek tersebut merupakan proyek CCUS skala besar yang terdepan dan berpotensi menjadi CCS hub pertama di Indonesia dengan potensi kapasitas penyimpanan CO2 sekitar 1,8 gigaton. Pada fase awal akan menginjeksikan sekitar 15 juta ton CO2 dari emisi fasilitas operasi Tangguh LNG.
Proyek Tangguh LNG turut mendukung kapabilitas tenaga kerja operasional nasional. Bahkan, 70 persen di antaranya merupakan tenaga kerja asal Papua dan ditargetkan meningkat menjadi 85 persen pada 2029.
Di sisi lain. Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani baru-baru ini melakukan pertemuan dengan 150 pelaku usaha terkemuka di London, Inggris. Rosan menekankan peluang investasi di Indonesia, khususnya pada sektor pendidikan, renewable energy, serta hilirisasi.
Dari sisi energi, Rosan menyebut potensi besar energi terbarukan di Indonesia yang mencapai 3.700 gigawatt berasal dari hidro, angin, tidal, dan panas bumi. “Saat ini kami masih banyak bergantung pada energi berbasis bahan bakar fosil. Kami bertekad mengurangi ketergantungan tersebut,” jelas Rosan.
Nama Media:Jawa Pos
Narasumber:Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia