Bank Indonesia (BI) meyakini Sulsel memiliki potensi besar untuk menjadi hub pembangunan ekonomi syariah nasional, khususnya untuk wilayah Indonesia timur.
Bank Indonesia (BI) meyakini Sulsel memiliki potensi besar untuk menjadi hub pembangunan ekonomi syariah nasional, khususnya untuk wilayah Indonesia timur.
Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel, Wahyu Purnama mengatakan, Sulsel memiliki potensi kuat dalam pengembangan produk halal. Lantaran didukung populasi mayoritas muslim serta sektor pertanian yang besar dan kuliner lokal yang telah bersertifikasi halal.
Berdasarkan data, sektor pertanian di Sulsel menyumbang sekitar 30% dari total produksi di kawasan Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua), sedang pertumbuhan UMKM juga cukup tinggi, menjadikan Sulsel sebagai salah satu provinsi dengan jumlah pelaku UMKM terbanyak di Indonesia.
“Kami merancang Sulsel ini menjadi hub ekonomi syariah untuk wilayah timur Indonesia, menguatkan pembangunan ekonomi syariah di Sulawesi, Maluku, hingga Papua,” ujarnya, saat penutupan Bulan Ekonomi dan Keuangan Syariah 2024, di Hotel The Rinra Makassar, Selasa (29/10/2024).
Wahyu menambahkan, Sulsel sangat realistis menjadi pusat ekonomi syariah nasional, yang saat ini masih berpusat di Pulau Jawa, tetapi memiliki potensi kuat sebagai pusat di kawasan timur. BI bersama pemerintah terus mempercepat ekosistem ekonomi halal di Sulsel melalui percepatan sertifikasi halal bagi rumah potong hewan dan UMKM serta meningkatkan edukasi masyarakat mengenai keuangan syariah.
Beberapa pelaku industri halal di Sulsel, lanjut Wahyu, telah berhasil menembus pasar Eropa yang mulai menggemari produk halal karena dianggap lebih bersih dan higienis. “Pasar produk halal itu lebih luas dan mencakup seluruh dunia, berbeda dengan produk non-halal yang terbatas. Kami terus mendorong langkah ini untuk mendukung cita-cita pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah global,” pungkasnya.
Nama Media: Ujung Pandang Ekspres
Narasumber: Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel, Wahyu Purnama