Pemerintah perlu mendorong industri manufaktur untuk tumbuh lebih tinggi lagi. Ini menjadi syarat jika ingin mencapai ambisi pertumbuhan ekonomi sebesar 8%.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus menilai, untuk mencapai ekonomi 8%, industri manufaktur harus tumbuh kisaran 8,5% hingga 9% per tahun dengan nilai produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan sebesar Rp 16.000 triliun. “Industri pengolahan adalah kontributor terbesar PDB. pertumbuhan ekonomi selalu tergantung pada pertumbuhan industri. Biasanya kalau industrinya tumbuh, ekonominya tumbuh, kalau industri melambat ekonomi melambat,” tutur Ahmad, Senin (18/11).
la menilai, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut memang cukup sulit. Pasalnya, saat ini nilai PDB industri atas dasar harga konstan, sekitar Rp 2.200 triliun.
Di sisi lain, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan industri manufaktur hanya sebesar 4,24% atau sebesar Rp 242 triliun terhadap PDB atas dasar harga konstan pada kuartal ITT-2024. Sektor manufaktur, berkontribusi sebesar 19,02% dalam PDB harga berlaku.
Agar sektor industri dan pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh sekitar 8%, maka semua sektor ekonomi dari pertanian hingga jasa produktivitas total faktor (PTF) harus tumbuh 3,20%. Sementara itu, ia mencatat, PTF dalam 10 tahun terakhir belum pemah tumbuh diatas 3,20%.
Nama Media: Kontan
Narasumber: Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus